Nuzulul Qur’an Diperingati Bersama dengan Harlah Pancasila di Al-Khairiyah Citangkil

Dprd ied

CILEGON – Memasuki hari Ke 17 bulan Ramadhan yang merupakan hari bersejarah turunnya Al-Qur’an, yang pada Ramadhan 1439 Hijriyah ini bertepatan dengan Hari Lahir (Harlah) Pancasila, Kesatrian Santri Taruna Islam Al-Khairiyah Citangkil menyelenggarakan acara peringatan Malam Nuzulul Quran dan Harlah Pancasila, Jum’at (1/6/2018) malam.

Namun di tengah acara berlangsung, para Pembina Santri Taruna Islam Al-Khairiyah, Citangkil, sempat sedikit riuh dan digegerkan dengan tangkapan kamera Handphone yang menampakkan adanya semburat cahaya turun tepat mengenai para santri.

“Saya coba photo ulang sampai tiga kali tapi kemudian cahaya itu tidak ada lagi,” ungkap Pengasuh Satria Al-Khairiyah, Ustadz Alwiyan, yang juga ikut penasaran.

Dua momentum besar bersejarah, yakni turunnya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia dan lahirnya Pancasila yang menjadi falsafah Negara Indonesia diperingati di Kesatrian Santri Taruna Islam Al-khairiyah Citangkil.

“Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat dan karunia Gusti Allah SWT khususnya bagi kita sebagai Ummat Islam yang diberikan Al-Qur’an sebagai tuntunan dan pedoman hidup serta sebagai warga Negara Indonesia yang menikmati kemerdekaan,” terang Ketua Panitia, Ustad Yayat dalam sambutannya.

dprd tangsel
Pimpinan Satria Al-Khairiyah Ustadz Alwiyan (2-kanan), bersama para guru saat memimpin jalannya Peringatan Malam Nuzulul Qur’an dan Hari Lahir Pancasila / Dok

Tampak ratusan SATRIA dengan khidmat mengikuti peringatan Nuzulul Qur’an dan Harlah Pancasila yang dirangkaikan dengan kegiatan taushiyah agama dan renungan wawasan kebangsaan dengan dua topik pembahasan yakni ‘Membumikan Al-Qur’an dan melangitkan Al-Khairiyah’ dan ‘Sejarah Perjuangan Brigjend KH Syam’un dan Penghayatan Pancasila’.

Ustadz Alwiyan Qosyid Syam’un dalam kesempatan itu banyak menyampaikan butir-butir hikmah renungan perihal landasan Agama dan Negara.

“Al-Qur’an adalah landasan Syari’at Agama dan Pancasila adalah Falsafah Negara kita, sehingga nampaklah mana yang Ushul dan mana yang Furu’. Pancasila meski berkedudukan sebagai furu’ tapi tetap saja bersandar pada Syariat, sehingga barang siapa hendak menggugurkan Pancasila berarti ia ingin Syariat Islam tidak bertumbuh sebagai ranting-ranting dan daun yang menaungi Bangsa Indonesia, berarti iapun sedang melawan Tuhan dan memangkas rahmat Tuhan di bumi NKRI,” paparnya.

Kegiatan ini ditutup ketika menjelang tengah malam dengan do’a bersama untuk pendiri Al-Khairiyah KH Syam’un dan murid-muridnya serta untuk kedamaian dan keutuhan NKRI. (*/Ilung)

Golkat ied