PA212 Cilegon Harapkan Pembakaran Bendera Tauhid Segera Diproses Hukum

Dprd ied

CILEGON – Viralnya pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Kabupaten Garut saat Peringatan Hari Santri Nasional pada Senin (22/10/2018) menuai banyak kecaman.

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Kota Cilegon Malim Hander Jhoni mengatakan, harusnya semua pemeluk agama Islam itu paham bahwa pentingnya memuliakan kalimat Tauhid.

MH Joni meyakini ada unsur kesengajaan dalam aksi oknum Anggota Banser tersebut, karena bendera itu bukan tercecer. Kalau tercecer, sobekan atau terinjak-injak sama orang itu jelas hukumnya makruh.

“Tindakan ini merupakan penghinaan, karena itu tulisan yang tidak boleh dibakar, karena dalam bentuk Panji Islam berlafadzkan kalimat Allah,” ungkap MH Joni kepada Fakta Banten, Selasa (23/10/2018).

Pria yang akrab disapa Haji Joni ini juga mengatakan, lembaga hukum diharapkan bertindak objektif menyelidiki aksi itu, karena umat Islam mayoritas sangat marah dengan tindakan tersebut.

“Kalau sekedar minta maaf selama ini sudah banyak sekali kesalahan-kesalahan di negeri ini yang dimaafkan,” tuturnya.

PA 212 sebagai bagian dari elemen masyarakat, akan mengawal kasus ini, karena ini bentuk penistaan terhadap kalimat Tauhid dan umat Islam.

“Jangan salah PA 212 itu milik semua golongan milik semua partai yang membela umat Islam. Apakah orang NU tidak hadir di Monas 212? Hadir. Apakah orang Muhammadiyah tidak hadir di monas? Hadir. Jadi 212 milik umat Islam di dunia ini kecuali orang yang menistakan agamanya sendiri,” katanya.

dprd tangsel

Menurut Haji Joni, meskipun marah, umat Islam diharapkan mempercayakan penanganan kasus ini pada penegak hukum, dan diharapkan tidak melakukan main hakim sendiri.

“Harus sesuai dengan hukum yang berlaku dengan sesuai pasal-pasal yang berlaku, kita dalam Islam tidak boleh mengadili ada perannya masing-masing, semoga penegak hukum bisa mengambil langkah yang terbaik,” ujarnya.

Haji Joni berharap, walau pun kita berbeda jangan saling menghina, kita percaya kalau masyarakat Indonesia yang beragama itu mampu menahan diri untuk tidak menghina.

Daripada membalas balas dengan tindakan yang sama, tak akan selesai permasalahannya.

“Saat ini sudah ada hukum, syukur syukur kita bisa mengingatkan dia, dia kemudian menjadi bagian dari kita, nah itu baru yang kita harapkan sebenarnya. Dan merubah kekuatan muslim menjadi kekuatan kita,” tegasnya.

“Untuk menyelesaikan masalah jangan
mengundang masalah lain,” tutupnya. (*/Asep-Tolet)

[socialpoll id=”2521136″]

Golkat ied