4 Poin Penting Hasil Pertemuan Bersejarah Pemimpin Korut dan Korsel

FAKTA BANTEN – Pertemuan yang bersejarah di Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) rampung sudah. Hasil memuaskan dicapai oleh kedua negara, membuka babak baru hubungan yang telah lama retak. Dialog Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dianggap sukses besar.

Pada Jumat (27/4) untuk pertama kalinya dalam sejarah modern Korea, pemimpin Korut menginjakkan kakinya di Korsel. Kim dengan sikap bersahabat bahkan mengajak Moon untuk memasuki Korut, walau hanya sesaat.

Beberapa keputusan penting tercipta dalam perundingan dua sesi di desa gencatan senjata Panmunjom. Puncak dari keputusan tersebut adalah dicapainya kesepakatan untuk memulai proses perdamaian. Memang bukan kesepakatan damai, tapi proses menuju itu juga sudah luar biasa bagi negara yang masih dalam status berperang ini.

Berikut empat poin penting dari pertemuan tersebut, disarikan dari pernyataan bersama yang ditandatangani Kim dan Moon:

1. Perdamaian

Kedua negara masih dalam status berperang sejak Perang Korea 1953 hanya diakhiri dengan Gencatan senjata. Dalam pertemuan Kim dan Moon, keduanya sepakat memulai kembali proses perdamaian setahap demi setahap. Salah satunya adalah dengan cara menghentikan ketegangan di antara militer kedua negara

Wujud dari komitmen ini adalah dengan mengubah citra zona demiliterisasi (DMZ) menjadi zona perdamaian. Kedua negara sepakat mulai 1 Mei mendatang mereka akan menghentikan propaganda melalui pengeras suara atau selebaran di DMZ.
Kedua pemimpin sepakat mengubah arena di perbatasan utara dan laut barat menjadi zona damai maritim. Hal ini demi menghindari bentrok militer di laut dan memberikan situasi aman bagi nelayan mencari ikan.

Provokasi di darat, laut, dan udara akan dihentikan. Pertemuan antara pejabat militer akan diadakan secara rutin, termasuk menggelar Konvensi Militer pada Mei. Musim gugur nanti, giliran Moon yang akan mengunjungi Pyongyang.

“Korsel dan Korut secara aktif akan bekerja sama membangun perdamaian yang solid dan permanen di Semenanjung Korea,” bunyi pernyataan bersama itu.

2. Reuni warga

Kedua pemimpin sepakat menyambungkan kembali hubungan darah antar-Korea, dengan cara kembali menggelar reuni dua keluarga yang terpisah akibat perang. Reuni ini akan menjadi bagian dari upaya perdamaian kedua negara.

Rencananya, reuni berikutnya akan digelar pada Hari Pembebasan Nasional pada 15 Agustus mendatang.

3. Denuklirisasi

Salah satu pemicu ketegangan di kawasan Korea adalah uji coba rudal balistik dan bom nuklir oleh Korut. Kim Jong-un dalam pertemuan dengan Moon sepakat untuk melucuti senjata nuklir mereka alias denuklirisasi.

Kedua pemimpin dalam pernyataannya berkomitmen menciptakan Semenanjung Korea yang bebas nuklir. Denuklirisasi nantinya akan dilakukan secara menyeluruh di Korea Utara.

4. Ekonomi

Untuk mendorong perdamaian, maka harus dilakukan pemerataan kemakmuran kedua negara. Salah satunya adalah dengan cara menjalin hubungan kerja sama antar masyarakat. Untuk itulah, kedua negara akan membangun kantor hukum masing-masing di Gaeseong untuk memudahkan kerja sama.

Selain itu, kedua pemimpin sepakat menerapkan langkah praktis demi perekonomian, yaitu memodernisasi dan menyambungkan rel kereta Korut dan Korsel, terutama di koridor transportasi antara Seoul dan Sinuiju. (*/Kumparan)

Honda