Aksi Cipayung Plus Pandeglang Tuntut Bawaslu Tindak ASN Berpolitik

PANDEGLANG – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Kabupaten Pandeglang (HMI, PMII, IMM, dan GMNI), menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pandeglang, Jum’at (07/12).

Masa melanjutkan aksinya dengan mengepung kantor Bupati Pagdeglang untuk menyuarakan aksinya terkait dugaan banyaknya keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Pemilu 2019.

“Kami kelompok Cipayung Plus Kabupaten Pandeglang melanjutkan aksi untuk dapat menyuarakan aspirasi di depan Kantor Bupati Pandeglang terkait dengan dugaan banyaknya ASN yang terlibat dalam Pemilu 2019 nanti, itu bermula dari terciumnya sejumlah ASN yang juga ikut hadir pada deklarasi Relawan Bara Muda Dimyati, yang juga dihadiri langsung oleh Ahmad Dimyati Natakusuma kala itu didampingi oleh Irna Narulita sekaligus berkapasitas sebagai Bupati Pandeglang dengan menggunakan mobil Dinas dari Pemda Pandeglang,” kata Ketua PC HMI, Fikri Anidzar Albar.

Lanjut Fikri, Ia menduga adanya rapat koordinasi (Rakor) OPD Kabupaten Pandeglang yang bertempat di Hotel Seruni, Kabupaten Bogor, disinyalir bermuatan tentang isu politik pada Pemilu 2019 untuk dapat menyumbangkan suara.

“Seharusnya ini adalah tugas dari Badan Pengawas Pemilu (Baswaslu) sebagai satu-satunya komisi negara yang seharusnya independen, dapat menjalankan funsinya sebagai lembaga pengawas (Monitoring), tujuannya agar dapat menunjang kerja-kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuai dengan undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu bahwasannya BAWASLU memiliki kewenangan yang sangat besar, bahkan menentukan arah politik Indonesia yang jujur dan adil,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang berhasil terhimpun ada 10 orang mahasiswa yang mengalami luka ringan pada peristiwa tersebut, dan dua orang pingsan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.

“Untuk data yang masuk ada banyak mahasiswa yang mengalami luka ringan, sementara dua orang lain bernama Entis dari HMI, Ade dari PMII dan harus dilarikan ke RSUD Pandeglang untuk mendapatkan pertolongan pertama, karena mengalami pingsan, terlalu banyak menghirup asap dari Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dan Gas Air Mata yang petugas semprotkan kepada demonstran dengan maksud ingin membubarkan kami,” ujarnya.

Ia pun menegaskan bahwa akan ada aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih banyak.

“Kemungkinan akan ada aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih banyak, tapi semua itu sedang dikoordinasikan dengan seluruh Ketua OKP setelah melakukan aksi hari ini, karena hasil yang kami dapat hari ini dirasa belum menuai hasil yang diinginkan yang mana tegaknya keadilan di daerah pandegalng ini,” tegas Fikri. (*/Eza Y,F).

Honda