Aktivis Sesalkan Pelepasan Ribuan Balon dalam Film ‘Dari Cilegon Untuk Indonesia’

CILEGON – Film Dokumenter ’74Th Selamanya Indonesia-Dari Cilegon Untuk Indonesia’ yang baru-baru ini beredar di media sosial YouTube dan platform lainnya, mendapatkan kritik pedas dari sejumlah aktivis karena terdapat tayangan melepaskan ribuan balon gas ke udara.

Film tersebut dikabarkan merupakan persembahan Polres Cilegon, Kodim 0623/Cilegon, dan Pemkot Cilegon untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-74.

Bendahara Umum Himpunan Pemuda Al-Khairiyah (HPA) Kota Cilegon Rama Safrai Rahmat, mengungkapkan keprihatinannya atas adanya pelepasan balon gas pada akhir film berdurasi 4.11 menit yang diungah di kanal Youtube milik Rico Sirait, pada Senin 12 Agustus 2019.

Dari tampilan gambarnya, pelepasan balon gas dilakukan di Alun-alun Kota Cilegon yang diikuti oleh sedikitnya 2.000 orang dari unsur guru dan juga aparatur pemerintah. Momen itu tayang pada menit ke 3.21.

“Menerbangkan balon gas ke udara itu sudah menjadi isu global yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Rasanya cukup aneh saja jika dari banyaknya orang yang terlibat tidak ada yang sadar dengan hal itu,” kata Rahmat yang juga bekerja sebagi freeline penulis Skenario Film, Selasa (13/8/2019) malam.

Rahmat menilai, pelepasan balon gas ke udara itu bukanlah ide yang bagus jika untuk kebutuhan sebuah film.  Dijelaskannya, selebrasi dengan balon gas hanya akan berakhir menjadi sampah.

“Jika melihat dampak negatif dari balon, justru ini akan menjadi sampah di atmosfir, termasuk jika jatuh akan jadi sampah setelah turun di darat atau di laut,” ungkap Rahmat.

Sejumlah pimpinan Pemerintah Kota Cilegon, bersama jajaran Polres dan Kodim 0623/Cilegon, terlibat dalam film dokumenter 74th Indonesia Selamanya yang melepaskan ribuan balon gas ke udara / Dok

Hal senada dikatakan Nur Cholis, pegiat lingkungan di Sanggar Wuni Kreasi Ciwandan. Dia menilai, Indonesia termasuk penyumbang sampah plastik terbesar di Dunia, berada di urutan kedua.

Holis mengungkapkan, beberapa foto di internet soal dampak negatif balon gas menyebabkan banyak hewan yang mati karena memakan balon. Ia merasa heran, lantaran Pemkot Cilegon tak mengetahui isu internasional yang sedang trending topik, yaitu soal sampah di lautan.

“Balon-balon yang terbang bisa berakhir di lautan dan dimakan oleh hewan laut. Bila berakhir di darat, balon termasuk bahan yang sulit terurai,” kata Cholis yang sedang aktif melakukan edukasi pemanfaatan sampah anorganik di sejumlah Bank Sampah di Cilegon ini.

Ia mencontohkan Provinsi Bali yang pemerintah daerahnya peduli soal persampahan dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Bali (Pergub) No.97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

“Di Bali misalnya, Gubernurnya sudah mengeluarkan Pergub soal sampah plastik. Kok di Cilegon malah hura-hura demi konten bagus menggunakan balon gas,” kecamnya.

Ia berharap, Pemkot Cilegon lebih sadar dan melek soal isu-isu lingkungan, dan jangan menganggap remeh upaya pelestarian lingkungan, di tengah kondisi Kota Cilegon dalam kepungan Industrialisasi.

“Sebagai pemerintah harus berpikir visioner. Kota Cilegon saat ini sedang mencuat isu dan persoalan-persoalan lingkungan di sejumlah wilayah dampak dari industrialisasi. Jangan lagi ditambah persoalan baru akibat kebijakan pemerintah yang salah,” tegas Cholis. (*/Ilung)

Honda