Al-Khairiyah Ingin Ulama dan Umaro Bersatu untuk Negara Makmur dan Sejahtera

Dprd ied

CILEGON – Kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke acara Peringatan Hari Lahir (Harlah) Al-Khairiyah yang Ke-93, berlangsung semarak dan penuh nuansa keagamaan dalam berlangsungnya silaturahmi antara ulama dan umaro, pada Jum’at (11/5/2018).

Selain dihadiri Ulama se-Banten, para pejabat daerah seperti Gubernur Banten dan Wakilnya, beberapa Bupati/Walikota se-Banten juga tampak hadir menyambut Jokowi yang datang bersama Ketua Umum MUI Pusat, Menteri Agama dan Menteri Sekretaris Negara.

Acara Harlah dibuka dengan lantunan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an dan pemutaran film dokumenter sejarah tentang Brigjend KH Syam’un selaku pendiri Al-Khairiyah.

Dalam sambutannya, Ketua PB Al-Khairiyah Ali Mujahidin mengatakan, acara Harlah dilaksanakan karena merasa kangen ingin bertemu dengan ulama dan umaro.

Menurutnya, jika umaro dan ulama bersama dan bekerja keras, negara Indonesia bisa menjadi makmur dan sejahtera.

“Seperti Al-Khairiyah yang cikal bakalnya hanyalah pondok kecil. Zaman dulu waktu untuk orang tua kami masih hidup, saya bertanya kenapa sih harus ada pabrik saat KS (Krakatau Steel-red) datang, padahal di sini ada pondok pesantren. Jawabannya sederhana; inikan untuk kepentingan bangsa dan negara,” ungkapnya.

dprd tangsel

Selain itu, pria yang akrab disapa Haji Mumu ini juga menjelaskan soal keberadaan lembaga pendidikan tertua di Banten yang didirikan oleh mendiang kakeknya Kyai Brigadir Jenderal Syam’un.

“Pengorbanan orang tua kami yang begitu besar dan ikhlas untuk negara, serta perjuangannya dalam pendidikan. Sehingga Al-Khairiyah hingga tersebar ada di 5 Provinsi. Kalau di Jawa Timur ada NU, di Jawa Tengah ada Muhammadiyah, maka di Banten ada Al-Khairiyah dan Mathlaul Anwar,” terangnya.

Haji Mumu juga mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan Presiden Republik Indonesia Jokowi yang mendamaikan perang saudara di Afganistan. Sehingga pihaknya mengusulkan agar Indonesia menjadi contoh atau pilot projek perdamaian dunia.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma’ruf Amin. Dimana tingkat kemajemukan bangsa Indonesia lebih banyak, mulai dari suku, agama hingga alirannya. Namun bisa hidup rukun dibanding negara-negara lain.

“Saya mengapresiasi Pak Jokowi yang mampu mendamaikan Afganistan. Kita harus bangga dengan adanya kyai besar seperti Kyai Brigadir Syam’un ini, yang sudah mendirikan pesantren yang menyiapkan orang tentang berbagai ilmu kehidupan dan ilmu yang melahirkan ulama,” ujarnya.

Sementara itu, Jokowi dalam sambutannya menceritakan perihal pengalamannya pada saat mengunjungi negara timur tengah yang terdiri hanya dari 7 suku tersebut, dalam upayanya mendamaikan negara yang mayoritas beragama Islam itu. (*/Ilung)

Golkat ied