Alasan Politisi Anti-Islam Jerman Akhirnya Jadi Mualaf

Dprd ied

FAKTA BANTEN – Bak petir di siang bolong, keputusan politisi dari Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) masuk Islam dan keluar dari partai mengejutkan Jerman. Betapa tidak, Islam adalah musuh dari AfD dan partai itu gencar mempropagandakan penentangan terhadap Islam di negara itu.

Berita Arthur Wagner mundur dari AfD ramai di media Jerman dan Eropa pada Rabu (24/1). Juru bicara AfD Daniel Friese kepada media Jerman Deutche Welle (DW) mengatakan Wagner masuk Islam dan keluar partai pada 11 Januari.

Friese juga menegaskan partai tidak bermasalah dengan keluarnya Wagner. Dia bisa berkata apa saja, tapi ini jelas pukulan bagi AfD.
Pasalnya, partai itu telah menganggap Islam adalah perusak budaya Jerman, tidak layak ada di negara itu. AfD gencar menolak pembangunan masjid, masuknya imigran Muslim, dan mempromosikan larangan berhijab.

Sekian lama berada di lingkungan anti-Islam, Wagner justru memeluk Islam. Kepada koran Jerman Tagesspiegel, politisi berusia 48 tahun ini menolak membeberkan alasannya.
“Itu urusan pribadi saya,” kata ayah dua anak ini.

Namun, harian Jerman Berliner Zeitung melihat perubahan Wagner terjadi setelah dia aktif bersosialisasi dengan para imigran Muslim, terutama dengan pengungsi Chechen yang berbahasa Rusia.

dprd tangsel

Dia aktif bekerja sebagai relawan bagi mereka. Sebagai pria Jerman keturunan Rusia, Wagner bertindak sebagai penerjemah bagi para pengungsi Chechen ini. Media Rusia menduga, kedekatan personal Wagner dengan para imigran Muslim yang kemudian membuat dia memahami Islam yang sebenarnya.

“Dia melakukan kontak dengan Islam karena bekerja untuk pengungsi kendati menjadi anggota AfD sejak 2015,” tulis Berliner Zeitung.
Menurut analisa dari situs Vox soal perpindahan agama Wagner, pria itu jadi mualaf setelah memahami soal Islam yang ternyata tidak sesuai seperti yang dipropagandakan oleh partainya.

Pola ini, sesuai dengan banyaknya orang yang justru masuk Islam setelah serangan teroris 9/11 di Amerika Serikat.
Ketika itu, Islam memperoleh citra buruk akibat ulah teroris. Tapi itu malah membuat banyak orang penasaran dan mempelajari Islam. Dan ternyata mereka menemukan, Islam itu cinta damai.
“Walau ada Islamofobia, warga Amerika yang mau berpikir, yang penasaran tentang Islam yang sebenarnya, mencari tahu soal Islam dari sumber yang terpercaya,” kata Asma Afsaruddin, profesor di Indiana University Bloomington, pada 2016, seperti dikutip oleh Vox.

Hal ini terjadi pada diri editor Vox Jenifer Williams. Dalam tulisannya soal Wagner di media tersebut, Williams mengaku jadi mualaf setelah tahu propaganda teroris dan media terhadap Islam ternyata tidak benar.

“Alasannya cukup sederhana, ketika Anda mengenal seseorang dari kelompok lain, kalian akan melihat mereka tidak seperti stereotip dan karikatur yang selama ini beredar, tapi sebagai seorang manusia dengan berbagai perbedaan pandangan,” kata Williams. (*/Kumparan)

Golkat ied