Anggota Kerajaan Ubur-ubur Ditolak Kembali ke Tempat Tinggalnya oleh Warga

Sankyu

SERANG – Perwakilan warga dari lima rukun tetangga (RT) bersama rukun warga (RW) berembuk dan bersepakat menolak kembalinya anggota Kerajaan Ubur-ubur ke RT 02, RW 07, Lingkungan Sayabulu, Kelurahan Serang, Kota Serang.

“Kalau misalkan tobat, karena hidup di dunia, Allah saja maha pengampun. Tapi terlepas dari pada itu, warga bersepakat dengan segala hormat untuk tidak ada keberadaannya di sini,” kata Eman Suherman, Ketua RW 07, usai melakukan rapat bersama warga pada Rabu (15/8/2018) malam.

Bahkan, telah ada beberapa mantan pengikutnya mendatangi rumah yang dijadikan markas Kerajaan Ubur-ubur untuk melihat kondisi Aisyah dan Rudi, bahkan burung kicau di dalam rumah itu.

Warga berharap MUI dan Polresta Serang mampu bertindak tegas terhadap dugaan penyebaran aliran sesat yang telah meresahkan masyarakat Banten.

“Harapan untuk MUI dan aparat keamanan, ini sudah jelaskan, bahkan bisa dikatakan, kaitannya dengan agama kita terusik. Harapannya diperparah hukumnya,” ujarnya.

Warga bersepakat lantaran Aisyah telah meminta maaf saat diperiksa polisi. Namun kembali menghujat dan menyebar kembali ajarannya melalui akun media sosial Facebook bernama Maha Aina Dewi.

Sekda ramadhan

Akun itu dipercaya milik Aisyah, Ratu dari Kerajaan Ubur-Ubur, yang meyakini bisa menarik uang dari berbagai macam bank dan memercayai Nabi Muhammad seorang wanita.

“Bukan berarti tidak ada kemanusiaan, karena kita akan habis energi. Kalau kembali ke sini dengan alasan mau bermasyarakat, tetap perlu ada pemantauan kan,” ujarnya.

Menurut keterangan warga, Ketua RT dan RW setempat, Kerajaan Ubur-ubur diketahui juga pernah diusir masyarakat setempat dari beberapa tempat di Kota Serang.

“Pernah beroperasi di kampung Pecah Beling, Kasemen. Lalu ke Cikulur, pindah lagi kesini (ke Sayabulu). Pindah-pindah tiga kali,” kata Eman Suherman, Ketua RW 07 Lingkungan Sayabulu, Kamis (16/8/2018).

Sebelum diusir, Aisyah dan pengikut Kerajaan Ubur-ubur sempat berjanji dengan warga lokal untuk tidak akan mengulangi kembali perbuatan mereka.
“Di tempat sebelumnya pernah ada perjanjian enggak akan mengulang lagi, tapi diulang lagi. Terus pindah ke sini,” ujar Eman. (*/Viva)

[socialpoll id=”2513964″]

Honda