Benarkah Nabi Nuh As dan Umatnya Dulu Tinggal di Pulau Jawa?

Sankyu

FAKTA BANTEN – Situskapal Nabi Nuh As pertama kali ditemukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1949. Benda mirip kapal tersebut ditemukan di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 kaki (sekitar 4.600 M). Penemuan itu dimuat dalam berita Life Magazine. Pada 1960, pesawat Tentara Nasional Turki juga menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya ratusan meter.

Kisah kapal Nabi Nuh As ini memang selalu menjadi perdebatan, dimulai alur cerita sampai bahan yang digunakan Nabi Nuh As dalam membuat kapal. Belum lama ini, gabungan peneliti arkeologi dan antropologi dari dua negara, China dan Turki, beranggotakan 15 orang, yang juga membuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru.

Sebagaimana dikutip dari laman National Geographic, mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang dan paku. Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan, bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh As berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa.

Dari hasil penelitian mereka terhadap ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, mereka bisa memastikan bahwa kapal Nabi Nuh As berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Fosil kayu jati itu 100 persen cocok dengan contoh fosil kayu Kapal Nabi Nuh As.

Menurut penelitian The Noah’s Ark, kapal dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh As, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke antah berantah, saat dunia ditenggelamkan oleh banjir yang sangat besar. Berbulan-bulan kemudian, kapal Nabi Nuh As merapat ke sebuah daratan asing.

Sekda ramadhan

Jika benar fosil kayu kapal Nabi Nuh berasal dari kayu jati, dan kayu jati itu hanya tumbuh di Indonesia, maka boleh jadi Nabi Nuh As dan umatnya dahulu tinggal di sini.

Maka, hal ini sangat relevan dengan apa yang sering ungkapakan tokoh bangsa, Emha Ainun Nadjib dalam Maiyah (Forum Pengajian-Padhang Mbulan, Mocopat Syafaat, Kenduri Cinta, Gambang Syafaat, Bangbang Wetan dan sebagainya) yang digagasnya sejak puluhan tahun lalu dan masih eksis hingga kini.

Tokoh multi talenta yang akrab disapa Cak Nun dan di kalangan Maiyah dipanggil Mbah Nun ini, acap kali menyeru hadirin agar percaya diri karena asal usul peradaban bangsanya lebih tua dari (hanya) 3 perdaban tua yang diakui dunia, yakni Mesir Kuno, Yunani Kuno dan China Kuno.

Beliau juga sering mengingatkan bahwa perdaban Jawa lebih tua dari perdaban Nabi Ibrohim As yang dikenal sebagai Bapak para Nabi, dimana keturunannya; Nabi Ishak As hingga Nabi Yakub As yang menurunkan bangsa Yahudi. Sedangkan Nabi Isma’il As terusannya hingga Baginda Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, dalam Maiyah, Mbah Nun juga kerap bercerita detail mengenai kisah Nabi Nuh As dari mulai proses pembuatan kapal untuk persiapan banjir besar, kecanggihan teknologi hingga digodanya Nabi Nuh As oleh Iblis saat di tengah kapal menanti air yang tak tentu kapan surutnya.

Walau demikian, Mbah Nun terus menstimulasi ribuan Jamiatul Maiyah untuk terus mempelajari dan meneliti sejarah peradaban bangsanya, yang menurut beliau kita adalah keturunan ke-6 dari Nabi Adam As. (*/Ilung)

Honda