Beras Bantuan Non Tunai Program PKH di Cilegon Didapati Berbau Apek dan Pera

Dprd ied

CILEGON – Sejumlah warga penerima bantuan sosial non tunai program keluarga PKH dari tujuh Kelurahan yang ada di Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, mengeluhkan bantuan tersebut. Pasalnya bantuan yang berupa beras didapati berbau apek dan berkualitas jelek alias mawur.

Warga dari tujuh Kelurahan tersebut, yakn Samangraya, Deringo, Lebak Denok, Citangkil, Tamanbaru, Warnasari, dan Kebonsari

Seperti dituturkan salah seorang warga dari Kelurahan Deringo yang enggan disebutkan namanya ini. Ia mengatakan, beras yang saat ini diberikan kwalitasnya sangat buruk.

“Dari kantongnya mah bagus.Tetapi setelah dimasak beras itu Pera alias mawur dan berbau apek,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (5/8/2017).

dprd tangsel

Lebih lanjut ia menegaskan, bahwa pembelian bantuan beras ini terkesan dipaksakan, padahal diketahui bahwa ketentuan pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) bebas untuk memilih mau ambil beras saja atau gula saja, sehingga sisa dari bantuan itu dapat ditabung di bank yang bersangkutan.

“Setahu saya bantuan non tunai tersebut masyarakat diberi uang sebesar Rp 200 ribu perorang (yang mendapat Kartu Keluarga Sejahtera – red) dengan membeli di agen Bank yang telah ditunjuk seperti e-warong dan dari uang sebesar Rp 200 ribu masyarakat bebas untuk membeli, mau beli beras saja boleh atau gula saja boleh tidak terkesan dipaksakan harus membeli semuanya,” ujarnya.

Sementara pada prakteknya, program bantuan melalui KKS ini akhirnya membebani penerima bantuan.

“Seperti kemarin saya dipaksakan untuk mengambil 4 karung beras (merk beras kita) dengan ukuran 5 kilogram dan gula 4 kilogram (merk manisku), beras kita setelah dimasak Pera dan berbau apek percuma saja anak – anak saya tidak mau memakannya, masa bantuan ini saya harus jual, kan lucu, saya sih berharap pada Pemerintah untuk bantuan selanjutnya jangan seperti ini bau dan pera,” ujarnya. (*)

Golkat ied