Bertahun-tahun Tinggal di Gubug Reot, Kakek Nenek di Pandeglang ini Dapat Bantuan

Dprd ied

PANDEGLANG – Layaknya semua orang, setiap pasangan pasti menginginkan untuk hidup bahagia sampai usia senja, dengan hidup berkecukupan dan tinggal dirumah yang minimal layak.

Ada sebagian diantara kita memang, terwujud mimpinya, dengan hidup berkecukupan tanpa kekurangan, tinggal di rumah yang cukup bagus (layak), namun sebagian lainnya tidak bernasib seberuntung itu.

Tapi. Jauh berbeda dengan pasangan suami istri tua renta ini, Kakek Jasiman (70) dan Istrinya Nenek Jasmi. mereka saat ini hidup di rumah ‘reot’ yang jauh dari kata layak huni.

Bukan tidak mau, bukan juga tidak berusaha mungkin Ini kehendak sang illahi.

Tidak adanya sanitasi yang baik, rumah yang masih menggunakan bilik bambu yang saat ini sudah bolong-bolong, kamar yang cuma satu, ruang dapur menyatu dengan ruang keluarga serta atap jerami yang bocor ketika hujan datang, itu menjadi sedikit gambaran kesedihan yang dialami pasutri yang tinggal di Kampung Patiraheut, RT 05 RW 10, Desa Palembang, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang.

Salah satu grup band lawas ‘God Bless’ dalam lagunya yang berjudul ‘Rumah Kita Sendiri’

Hanya bilik bambu tempat tinggal kita, tanpa hiasan, tanpa lukisan. Beratap jerami, beralaskan tanah. Namun semua ini punya kita. Memang semua ini milik kita, sendiri.

Hanya alang-alang pagar rumah kita, tanya anyelir, tanpa melati. Hanya bunga bakung tumbuh di halaman, namun semua itu punya kita memang semua itu milik kita.

dprd tangsel

Milik kita, salah satu bait kalimat dilagu ‘Rumah Kita Sendiri’ Yang saat ini bisa mereka banggakan, walau dengan hidup yang serba kekurangan.

Walu begitu, mereka terus berusaha demi menyambung hidup. Istrinya, Nenek Jasmi saat ini sudah tidak lagi bisa melihat dengan jelas. Ia tidak lagi mengurusi pekerjaan rumah tangganya.

Hidup yang jauh dari kata cukup, dengan kondisi istrinya yang sudah mulai rapuh, tidak menyurutkan semangat kakek tua ini. Ia tetap bekerja untuk menghidupi keluarga serta mengurusi rumah tangganya.

Jauh dari kata cukup. Hal ini yang membuat Pandeglang Care Movement (PCM) bergerak, dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memberikan batuan sebesar Rp 15 juta untuk merehab rumah pasangan tua renta ini.

Dikatakan salah satu relawan PCM, Nasrullah, bantuan bedah rumah ini diberikan karena melihat kondisi rumah pasangan suami istri ini tidak layak huni, menurutnya rumah Kakek Jasiman sudah bertahun-tahun kondisinya sangat mengkhawatirkan.

“Bantuan di berikan langsung kepada Kakek Jasiman yang selama ini rumahnya tidak layak huni, tinggal bersama istrinya Nenek Jasmi yang kondisinya mengalami kebutaan,” ungkap Nasrullah saat di hubungi melalui pesan whatsapp ke faktabanten.co.id Sabtu (11/11/2017).

“Bertahun-tahun pasangan dhuafa ini berada dalam kondisi rumah mengkhawatirkan (tidak layak huni),” tambahnya.

Lebih lanjut, menurutnya pasangan suami istri ini, belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah. Ia juga berharap Pemerintah Kabupaten Pandeglang bisa peka terhadap permasalahan Kaum Dhuafa.

“Kakek Jasiman dan Nenek Jasmi belum pernah mendapatkan bantuan dari Program Pemerintah yang selama ini digulirkan,” pungkasnya. (*/Temon).

Golkat ied