BUYA ITU, AKU

*) Oleh: Mokhlas Pidono

MARI KITA bicara dari awal, pemekaran Kota Serang dari Kabupaten Serang tentu tujuannya sama dengan pemekaran daerah-daerah lainnya. Lebih dari 10 tahun yang lalu Kota Serang resmi berpisah dengan Kabupaten Serang dan membawahi 6 kecamatan yakni Serang, Cipocok Jaya, Kasemen, Curug, Walantaka dan Taktakan.

Mekarnya Kota Serang adalah menjadi kemenangan dan harapan masyarakat 6 kecamatan tersebut untuk hidup lebih sejahtera. Berarti Kota Serang ini milik warga masyarakat Kota Serang, bukan milik keluarga atau golongan tertentu, semua warga Kota Serang yang mampu dan mau berhak maju untuk bisa membenahi Kota Serang, sampai sini kita sepakat?

Lahirnya calon dari jalur perseorangan di Kota Serang pada Pilkada serentak tahun 2018 ini, merupakan angin segar bagi warga masyarakat Kota Serang yang menginginkan perubahan dan pemimpin baru.

Calon independen memiliki peluang yang sama untuk bisa menang dalam Pilkada serentak tahun ini. Tahun 2008 ada 4 Bupati/Walikota yang dimenangkan oleh Independen, diantaranya Nangroe Aceh Darussalam, Batubara di Sumatera Utara, Rote Ndou di NTT dan Garut Jawa Barat.

Tahun 2015, pada Pilkada serentak seperti dikutip dari infografis tempo.co, dari 20 Kab/Kota yang melangsungkan Pilkada, 5 diantaranya dimenangkan oleh calon dari jalur perseorangan atau Independen. Bahkan, tahun 2017 misalkan, di Kabupaten Batang Jawa Tengah, satu-satunya pasangan calon dari jalur perseorangan yang di keroyok semua partai bisa jadi pemenangnya. Sampai sini anda faham?

Berkoar tanpa data bahwa tak ada sejarahnya calon independen menang adalah bukti dari kelemahan wawasan orang yang berkata seperti itu. Mari bicara data, bukan cuma membesarkan volume suara alias tong kosong.

Lantas, di Kota Serang pada Pilkada Serentak 2018, muncul satu calon perseorangan yang terbilang mumpuni yakni pasangan nomor urut 2, Samsul Hidayat. S.Pd.I – Rohman. S.Pd.I, MA atau dikenal dengan jargon BUYA (Berani, Unggul, Yakin dan Amanah).

Dalam manajerial, komunikasi itu adalah faktor yang sangat penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan atau organisasi bahkan daerah. Dari sisi komunikasi BUYA yang terbaik, dari Visi Misi, BUYA paling transparan sejak awal, dari ketertiban dan taat terhadap aturan akan pelanggaran, BUYA paling patuh, akhlak silahkan nilai sendiri, saya lihat paling santun, artinya dari sisi apapun BUYA jelas unggul.

Latar belakangnya yang berasal dari rakyat biasa, tercermin dalam sikap dan perilakunya. Calon yang biasanya dari keluarga petahana, keluarga pejabat, birokrat, konglomerat dan dari keluarga yang biasa berkuasa, terbantahkan dengan munculnya BUYA. Mereka rakyat biasa, bukan dari keluarga yang biasa berkuasa, bukan dari keluarga pejabat di Banten, bukan dari keluarga konglomerat atau pengusaha batu bara, bukan dari kalangan elit.

BUYA representasi rakhat kecil, masyarakat biasa yang niat ikhlas membangun Kota Serang. Mereka tak hidup bermewah-mewahan, tak bergelimang harta, biasa saja. Jadi mereka adalah kita, BUYA adalah AKU, bedanya mereka punya kapasitas dan kualitas untuk menjadi pemimpin.

Oleh karena BUYA adalah kita, rakyat biasa yang punya segalanya untuk menjadi pemimpin kita yang berasal dari rakyat biasa, maka mari kita dukung dan nyatakan bersama, bahwa BUYA ADALAH AKU.

Sejarah independen banyak yang juga menjadi pemenang, jadi mari kita menangkan. (*)

*) Penulis adalah Rakyat biasa, pemilih di Pilkada Kota Serang 2018

Honda