Debat Putaran Kedua Pilgub Banten, Rano – Embay Serang Pribadi WH – Andika

JAKARTA – Debat calon gubernur dan wakil gubernur Banten putaran kedua yang digelar di Jakarta hari ini jadi ajang saling serang antar pribadi pasangan yang maju memperebutkan orang nomor satu di Tanah Jawara ini.

Debat yang seharusnya menjadi ajang yang tepat untuk menyampaikan pemikiran dan juga ide-ide atau program kerja tentang bagaimana Banten ke depan, ternyata berubah menjadi ajang saling serang antar calon.

Serangan pertama dilakukan Cagub Banten yang diusung PDIP dan PPP Rano Karno yang menyindir kandidat lain (Wahidin Halim) belum memiliki pengalaman menjadi gubernur.

“Pak Wahidin dua kali jadi walikota tapi beliau belum pernah jadi gubernur. Saya pernah, jadi sedikit tahu lah,” kata Rano Karno yang dalam Pilkada Banten ini berpasangan dengan Embay Mulya Syarif.

Komentar Rano ini menyindir ucapan Wahidin sebelumnya yang memamerkan pengalamannya selama 30 tahun menjadi walikota Tangerang.

“Saya merasa telah berpengalaman selama 30 tahun menjadi walikota dan telah banyak mendapat penghargaan. Saya juga masih sering olahraga dan merasa masih sehat sehat. Semua orang tahu tentang saya,” kata Wahidin yang berpasangan dengan Andika Hazrumy dan diusung 7 Parpol ini.

Serangan pribadi yang paling menohok dilakukan cawagub pasangan Rano, Embay Mulya Syarif, yang menanyakan prihal korupsi kepada Andika Hazrumy.

“Saya mau tanya kepada Andika dalam hal pencegahan dan pemberantasan korupsi. Jika ada keluarga yang ditangkap, maka akan saya dorong ditindak. Nabi juga berkata andaikan anakku Fatimah mencuri, akan saya potong sendiri tangannya. Bagaimana apabila ada keluarga dekat, apa sikap anda?,” tanya Embay.

Seperti diketahui Andika merupakan anak dari mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah yang kini dipenjara karena kasus korupsi.

Wahidin Halim yang menjadi pasangan Andika Hazrumy menyanyangkan debat cagub Banten ini justru menjadi ajang menyerang pribadi.

“Tadi tidak etis itu. Tidak boleh menyerang pribadi, tapi menyerang pribadi, saya tidak sepakat itu. Harusnya kita dalam koridor yang menyampaikan program-program berkualitas untuk masyarakat,” kata Wahidin. (*)

Sumber: Rimanews

Honda