Di Tangan Ibu Asal Cilegon Ini, Pare Diubah Jadi Keripik dengan Varian Rasa

CILEGON – Pare merupakan sayuran yang terkenal dengan rasa pahitnya. Ibu rumah tangga biasa memasaknya dengan ditumis atau campuran sayuran, ikan dan olahan lainnya.

Tetapi di tangan terampil Ibu Yati, buah sayur Pare ini diolah menjadi makanan ringan berupa keripik dengan beragam varian rasa dan tidak terasa pahit. Ia membuat 6 varian rasa yang diolah diantaranya; original, pedas, pedas setan, asam manis, jagung bakar dan cokelat.

Saat ini, keripik pare olahannya ini diberi nama Yati Kubang Saron (YKS), terinspirasi dari nama acara di sebuah stasiun televisi. Kemudian ia menggabungkan namanya dengan nama kampungnya, Kubang Saron.

Baca Juga : ‘Markoja’, Siap Promosikan Kota Cilegon Melalui Martabak

Saat ditemui wartawan faktabanten.co.id di rumahnya, Ibu Yati menceritakan kisahnya dalam merintis usaha rumahan atau Usaha Kecil Mikro (UKM).

Ia mengatakan, awalnya usaha yang dilakukannya adalah pesanan bolu (custom) dengan bermodal seadanya. Ia hanya memasang papan informasi di gang masuk rumahnya.

“Ada sedikit keahlian dalam memasak, saya coba manfaatkan untuk jualan. Yang pesan ibu-ibu di kampung sini, biasanya mau hajatan ataupun acara lainnya, sambil menambah pengalaman juga dalam berdagang,” ujar Yati bercerita.

“Setelah itu, saya nyoba-nyoba buat yang lain juga, saya eksperimen ke keripik pare, dan alhamdulillah tidak pahit dan menjadi unggulan YKS saat ini,” ungkap Yati.

Kartini dprd serang
Produk Pare Yati Kubang Saron (YKS) siap memanjakan lidah penikmat Kuliner /dok

Selain Keripik Pare yang menjadi unggulan. Yati juga memproduksi lainnya, seperti Kentang Krispy, Caramel Gipang, Keripik Pisang beragam varian, Rengginang Pedas, dan Gipang Pedas.

Saat ditanya tentang pemasaran jualannya, ia bersama anaknya mencoba jualan secara online, memanfaatkan media sosial, dari mulut ke mulut dan bekerjasama dengan pusat oleh-oleh.

“Awalnya sih dari mulut ke mulut, terus manfaatkan facebook, saya juga coba kerjasama dengan pusat oleh-oleh,” jelasnya lagi.

Ditanya soal omzet jualannya, sambil tersenyum ia mengatakan;

“Masih kecil omzet mah, namanya juga jualan rumahan, kadang mah banyak yang mesen, kadang sepi,” imbuhnya.

“Kalau lagi rame sebulan bisa Rp 5 jutaan omzetnya, tapi kalau lagi sepi sekitar Rp 2 jutaan. Tapi tetep saya jalani, dan sudah setahunan Alhamdulillah bisa membantu ekonomi keluarga juga,” pungkasnya.

Saat ini, UKM YKS ini telah mengantongi izin dari Dinas Kesehatan untuk produk PIRT, dengan No PIRT: 204367201004922. (*/Cholis)

Polda