Diskusi Terkait Lingkungan, Syafruddin Lebih Dominan Kuasai Materi

SERANG – Diskusi yang digelar oleh Universitas Banten Jaya (UNBAJA) bersama paslon Walikota dan Wakil Walikota Serang, Sabtu (10/3/2018), di Aula Kampus UNBAJA, membahas pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan di Kota Serang.

Isu yang dibahas di acara diskusi tersebut terkait persoalan tata ruang kota dan lebih kepada permasalahan sampah yang menumpuk dan banjir yang kerap terjadi di Kota Serang.

Pada diskusi tersebut, calon Wakil Walikota nomor urut 2, Rohman menganggap permasalahan lingkungan merupakan masalah serius di Kota Serang, seperti penumpukan sampah yang tidak terkendali.

“Di TPA Cilowong harus ada metode yang dirubah. Harus ada pemilahan sampah baik organik dan anorganik,” ucap Rohman.

“Karena di Cilowong, sampah yang dikumpulkan itu dipadatkan dan seolah tanah yang bekerja, dan itu tidak efektif,” imbuhnya.

Rohman menilai, sosialisasi kepada masyarakat terkait hal itu masih dirasa minim dan biaya yang tinggi terkait permasalahan sampah tidak berimbang dengan APBD Kota Serang yang terbatas dianggap menjadi kendali mengatasi persoalan tersebut.

Dan disinggung terkait tata ruang kota, Rohman menilai harus ada pemerataan infrastruktur di seluruh Kota Serang, “Mall-mall seperti MOS kan itu cuma ada di Kecamatan Serang saja, harusnya hal tersebut tidak boleh terjadi,” tandasnya.

Sementar Syafruddin, yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, terlihat lebih menguasai terkait isu yang dilemparkan pihak penyelenggara diskusi tersebut.

Hal itu dibuktikan dengan pernyataannya yang menjadikan banjir sebagai penyebab Kota Serang terlihat kumuh.

“Masalah banjir, akan mengakibatkan kekumuhan di Kota Serang. Hujan dikit aja, banjir,” tuturnya.

Ia pun menilai aspek lingkungan seperti sanitasi yang kurang baik jadi penyebab sering terjadinya banjir di beberapa daerah di Kota Serang.

“Contoh, ada saluran air di daerah Cipare sampai Cijawa, itu seumur-umur belum ada normalisasi, sehingga volume sampah meningkat dan terjadinya pedangkalan,” katanya.

Bahkan ketika disinggung terkait persoalan sampah di Kota Serang, ia menilai hal itu dikarenakan masih minimnya petugas kebersihan di Kota Serang.

“Karena di Kota Serang kekurangan petugas, jadi sampah yang menunggu petugas, itu pemicu menumpuknya sampah,” ungkapnya.

“SDM yang dimiliki hanya 400 orang, idealnya 2000 orang. Bahkan Armada pengangkut sampah Kita hanya miliki 7 unit dan 1 unit jenis losbak, itu semenjak Kota Serang berdiri,, jauh dari Tangsel yang memiliki sekitar 96 unit,” pungkasnya.

Diakhir, Syafruddin – Subadri siap keluarkan Peraturan Daerah (perda) terkait lingkungan hidup, dan mengadakan kurikulum muatan lokal tentang Adiwiyata di tingkat sekolah. (*/Ndol)

 

Honda