Gara-gara Prediksi Tsunami, Ada Gempa Warga Pandeglang Langsung Ngungsi

Sankyu

PANDEGLANG – Artikel berita tentang prediksi tsunami 57 meter yang bakal menghantam Selat Sunda terutama wilayah Banten ternyata membuat resah masyarakat, terlebih warga yang tinggal di daerah pesisir Pandeglang.

Tulisan tentang prediksi bencana ini tidak saja membuat masyarakat resah namun juga phobia, hal ini terlihat saat gempa skala kecil menggoyang di daerah Banten Selatan, Jumat (13/4/2018) lalu.

Bukan karena gempa bumi yang mungkin tidak banyak orang rasa tapi ketakutan yang telah tertanam sebelumnya yang membuat masyarakat akhirnya bereaksi terhadap fenomena tersebut.

“Hampir semua orang mau mengungsi, masyarakat di sini cukup trauma dengan isu seperti itu,” ujar Tati warga Jiput Pandeglang, Minggu (15/4/2018).

Menurut Tati, Jumat malam pasca gempa terjadi rumah kontrakannya menjadi pos pengungsian beberapa kerabat yang tinggal di Kecamatan Labuan.

“Beberapa keluarga sempat menginap disini, takut tsunami katanya,” ungkap Tati.

Beberapa kali isu tsunami ini dilemparkan dan selalu membuat panik masyarakat, seperti pernah terjadi 2006 lalu, ribuan masyarakat berbondong-bondong meninggalkan kampung halaman mereka di pesisir dan memilih tinggal sementara di tempat sanak saudara mereka di daerah yang lebih tinggi.

Sekda ramadhan

Hal serupa juga dilakukan masyarakat di Kawasan Wisata Pantai Carita, beberapa warga di lokasi tersebut bahkan sudah merapikan barang-barang berharga seperti ijazah dan surat tanah.

“Jaga-jaga aja takut ada lini (gempa-red) lagi tinggal pergi,” jelas Umaemah warga Carita.

Isu tsunami ini sudah menjadi momok bagi masyarakat, seperti diungkapkan Afud, tokoh masyarakat sekaligus pelaku pariwisata di Kawasan Wisata Pantai Carita.

“Masyarakat terutama yang tinggal dekat pantai sudah dibuat takut, harusnya jangan membuat masyarakat takut seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya isu seperti itu harusnya selesai ditataran pemangku kebijakan saja, bukan dilemparkan ke publik dan menjadi momok di masyarakat.

“Untung tidak memengaruhi kunjungan wisata,” ujarnya.

Isu tsunami ini, mungkin bagi masyarakat yang tinggal jauh dari laut menjadi isu biasa namun berbeda bagi masyarakat pesisir. (*/Yosep)

Honda