Heboh, Beredar Buku Pelajaran SD Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

FAKTA BANTEN – Berbagai kalangan di Indonesia, termasuk di Aceh, Selasa (12/12/2017) dihebohkan dengan beredarnya screenshot sebuah buku yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel.

Foto halaman buku tersebut beredar cepat melalui media sosial dan aplikasi berbagi pesan Whatsapp.

Di buku tersebut tertulis Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel (nomor 7). Sementara untuk Palestina (nomor 12) tak ada nama ibu kota yang tertulis.

Selain foto halaman buku dalam bentuk cetak, beredar juga tautan buku sekolah elektronik (BSE) yang berisi halaman-halaman buku dimaksud. Buku itu adalah buku pelajaran kelas 6 sekolah dasar (SD).

Dikutip dari Detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan sudah menarik tautan BSE tersebut dari situs Kemendikbud. Dia mengatakan ada ketidakcermatan hingga e-book tersebut diunggah.

“Buku tersebut sejak pagi ini sudah dihapus dalam daftar BSE Kemendikbud,” kata Muhadjir lewat pesan singkat, Selasa (12/12/2017).

“Itu sebuah kekhilafan yang memalukan. Menurut Kapuskurbuk (kepala pusat kurikulum dan perbukuan) buku tersebut masuk BSE tahun 2008. Ada ketidakcermatan Tim Penilai Buku dalam menetapkan buku tersebut sebelum diunggah ke laman BSE Kemendikbud,” ujarnya.

Muhadjir mengatakan sudah meminta kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad untuk menelusuri hal tersebut.

“Saya sudah meminta Dirjen Dikdasmen untuk menelusuri siapa yang harus bertanggung jawab atas kehilafan tersebut,” tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Muhadjir mengatakan buku tersebut tetap berlaku. Namun akan diralat oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) hingga diedarkan kembali.

Dikutip dari Detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan sudah menarik tautan BSE tersebut dari situs Kemendikbud. Dia mengatakan ada ketidakcermatan hingga e-book tersebut diunggah.

“Buku tersebut sejak pagi ini sudah dihapus dalam daftar BSE Kemendikbud,” kata Muhadjir lewat pesan singkat, Selasa (12/12/2017).

“Itu sebuah kekhilafan yang memalukan. Menurut Kapuskurbuk (kepala pusat kurikulum dan perbukuan) buku tersebut masuk BSE tahun 2008. Ada ketidakcermatan Tim Penilai Buku dalam menetapkan buku tersebut sebelum diunggah ke laman BSE Kemendikbud,” ujarnya.

Muhadjir mengatakan sudah meminta kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad untuk menelusuri hal tersebut.

“Saya sudah meminta Dirjen Dikdasmen untuk menelusuri siapa yang harus bertanggung jawab atas kehilafan tersebut,” tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Muhadjir mengatakan buku tersebut tetap berlaku. Namun akan diralat oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) hingga diedarkan kembali.

Sedang diteliti

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengaku banyak mendapatkan keluhan terkait buku IPS kelas VI SD karangan Sutoyo dan Leo Agung yang mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Kita sudah proses laporan terkait buku ini, tapi kami belum bisa memastikan apakah buku tersebut terbitan Kemendikbud,” ujar Humas Kemendikbud Ari Santoso.

Ari mengaku belum bisa berkomentar lebih banyak mengenai langkah Kemendikbud selanjutnya karena proses pengkajian buku masih berlangsung.

“Saya belum berani bicara karena semuanya masih proses,” ujar Ari.

Namun, Kemendikbud berjanji mengambil langkah tegas jika buku tersebut terbukti keliru. “Nanti kami akan kabari hasilnya,” terang Ari.

Permintaan maaf

Selain screenshot buku yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel, belakangan beredar pula sebuah surat berlogo Yudistira, penerbit buku sekolah.

Berdasarkan foto yang diterima Serambinews.com melalui sebuah grup Whatsapp, surat yang diterbitkan di Ciawi, 12 Desember 2017 itu, ditandatangani oleh Dedi Hidayat, Kepala Penerbitan Yudistira Ghalia Indonesia.

Permintaan maaf

Selain screenshot buku yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel, belakangan beredar pula sebuah surat berlogo Yudistira, penerbit buku sekolah.

Berdasarkan foto yang diterima Serambinews.com melalui sebuah grup Whatsapp, surat yang diterbitkan di Ciawi, 12 Desember 2017 itu, ditandatangani oleh Dedi Hidayat, Kepala Penerbitan Yudistira Ghalia Indonesia.

Berikut bunyi lengkap surat dimaksud:

Dengan Hormat

Sehubungan dengan informasi yang berkembang belakangan ini tentang isi buku IPS kelas VI terbitan Yudistira yang memuat bahwa ibu kota Israel adalah Yerusalem.

Perlu kami sampaikan bahwa kami mengambil data tersebut dari sumber internet world population data sheet 2010. Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut masih menjadi perdebatan dan belum diakui secara internasional. Perlu kami sampaikan juga beberapa sumber di internet juga mencantumkan hal yang sama.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi isi buku tersebut pada cetakan berikutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak dan ibu kami ucapkan terima kasih. (*/Tribunnews)

Honda