Kiat Sukses Dede Rohana; Memulai Perjuangan dari Komik Tatang S

Sankyu

CILEGON – Dede Rohana Putra, CEO Multi Grup yang bergerak di bidang logistik, alat berat, parking, dan bongkar muat, memiliki kisah menarik terutama saat memulai karirnya sebagai salah satu pebisnis sukses di Banten.

Berangkat dari keluarga sederhana di Kampung Nengger Madani, Desa Lebak, Kecamatan Ciomas, yang sejak tahun 2004 hijrah ke Cilegon mengikuti kakak perempuannya itu, Dede dikenal aktif di masyarakat sekitar sehingga pernah menjabat ketua RT dan kini menjabat ketua RW Perumahan Bumi Rakata Asri. Kini Dede Rohana dikenal sebagai tokoh muda Banten yang sukses membangun usaha.

Dede Rohana ini diketahui memulai usahanya dari nol, dan dengan modal yang pas-pasan.

Dede yang memulai usaha dari berdagang sepatu dan jaket di kampus ini memiliki kiat sukses yang cukup unik.

Dalam menjalankan usahanya, dia tidak bergantung sepenuhnya pada modal finansial. Menurutnya, ada modal lain yang lebih utama daripada uang.

“Pengetahuan akan bisnis adalah kunci utama dalam melakukan usaha, salah kalau kita memulai usaha dengan menggantungkan pada modal materi saja, banyak yang punya modal (materi-red) tapi gagal karena tidak punya pengetahuan yang cukup,” terang Dede saat berbincang santai dengan Fakta Banten, Jumat (17/8/2018).

Sekda ramadhan

Menurutnya, kesuksesan yang diraih saat ini karena hobinya di masa lalu, yang selalu haus akan ilmu. Hal ini lah yang mengantarkan Dede menjadi pribadi yang lebih mementingkan literasi daripada materi.

Hampir setiap hari sejak dirinya masih duduk di bangku kuliah, Dede menghabiskan waktunya untuk menyerap ilmu dari literatur-literatur yang ada di perpustakaan, terutama ilmu ekonomi yang menjadi fusionnya.

“Saya lebih tertarik dengan ilmu-ilmu ekonomi dan angka-angka, saya juga suka matematika,” tuturnya.

Ketua Ikatan Keluarga Alumni STIE Al-Khairiyah ini juga menceritakan, bahwa awal mula ia berkenalan dan kecanduan membaca dimulainya sejak SD. Komik cerita si Petruk dan Gareng karya Tatang S menjadi titik tolak kecintaannya terhadap literasi. Selain itu, novel jadul seperti Wiro Sableng juga menghiasi bacaan Dede setiap hari di masa kecil.

“Akhirnya kebiasaan membaca buku itu lanjut, sampai SMP saya lebih banyak di perpustakaan, bahkan jaman kuliah dulu saya biasakan untuk membaca 2 buku seminggu, di Perpusda Kota Cilegon itu nama saya mungkin tercatat sebagai member yang paling aktif meminjam buku,” ungkapnya.

Melalui literasi, Dede mengaku banyak mengetahui kondisi negeri, kondisi moneter dan situasi ekonomi global. Hal ini menurutnya sangat membantunya untuk menentukan waktu berinvestasi dan berspekulasi.

“Minimal perkembangan terkini ekonomi baik dalam negeri dan internasional, mengetahui kondisi dollar terkini misalnya untuk pertimbangan investasi, selain itu bagaimana membaca pangsa pasar,” ucapnya. (*/Adv/Yosep)

[socialpoll id=”2513964″]

Honda