Kondisi Banjir Jepang, Airnya Jernih seperti Kolam Renang

Dprd ied

JAKARTA – Sikap disiplin warga Jepang soal kebersihan kini menjadi sorotan dunia. Karena disiplin kebersihan, air banjir di Jepang berbeda dengan banjir di negara lainnya.

Tidak keruh dan cokelat, air banjir di Jepang justru berwarna jernih seperti air kolam renang.

Hal itu diketahui usai Tokyo, Jepang dilanda badai topan hagibis Minggu (13/10/2019) dini hari.

Di twitter, foto-foto kota Tokyo yang dilanda banjir viral. 

Umumnya foto dan video tersebut menggambarkan banjir yang tidak umum seperti di negara lain.

Air yang menggenangi Tokyo tidak keruh melainkan jernih.

“Banjir di Jepang terlihat sangat bersih,” tulis @Park_Yeolmi di twitter.

Di foto yang dibagikan Park terlihat satu perumahan di Jepang terendam banjir semata kaki.

Namun, air yang menggenai berwarna biru seperti sungai.

Tidak terlihat juga sampah melewati genangan air tersebut.

 

Warganet dunia membandingkan kondisi banjir Jepang dengan negara mereka.

Misalnya saja mereka membandingkannya dengan Filipina.

“Perbedaan antara Jepang dan Filipina ketika diterpa banjir,” tulis @CaptainJaypee01 membagikan foto perbandingan.

Pada foto yang dibagikan Jaypee terlihat air banjir di Filipina berwarna keruh.

Tidak berbeda jauh dengan banjir di Jakarta.

Bahwa warga Pakistan mengklaim air banjir di Jepang jauh lebih bersih ketimbang air minum di negaranya.

“Air banjir di Jepang lebih bersih ketimbang air minum di Pakistan,” tulis @hamzakbariki

 Foto itu pertama kali disebarkan oleh seorang warga Jepang yang terjebak di dalam rumah karena banjir.

Foto itu diambil di  Nishijima, Suruga-ku, Shizuoka, Jepang dini hari.

dprd tangsel

Diberitakan Kompas.com sebelumnya topan hagibis mengarah ke Jepang pada Sabtu (12/10/2019).

Topan Hagibis dianggap sangat berbahaya dengan kecepatan angin maksimal hingga 195 kilometer per jam (122 mph) setara dengan badai Atlantik kategori 3.

Topan Hagibis ini diprediksi akan benar-benar sampai di Jepang pada Sabtu sore waktu Jepang, tetapi sudah berdampak di banyak wilayah, di antaranya bagian tengah dan selatan Honshu, pulau utama Jepang.

Di media sosial, khususnya Twitter, juga diramaikan tagar #SaveJapan dan #TyphoonHagibis.

Sejumlah warganet membagikan foto-foto yang memperlihatkan lagit Jepang berubah warna menjadi pink keunguan.

Sejumlah akun lainnya juga berbagi fenomena yang sama.

Bagaimana situasi di Jepang dari kesaksian warga Indonesia yang ada di sana?

Wahyu Cahyo Saputro, salah satu warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang, berbagi cerita mengenai fenomena langit berwarna pink jelang typhoon Hagibis.

Wahyu mengungkapkan, kantornya berlokasi Perfektur Hiroshima.

Dari lokasi ini, ia sempat melihat langit berwarna pink.

“Iya kemarin sore (melihat langit berwarna pink). Sekitar pukul 17.35 (waktu setempat)” ujar Wahyu, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/10/2019) pagi.

Fenomena ini, menurut dia, hanya berlangsung sebentar.

“Cuma sekilas saya melihatnya. Lagi kerja soalnya pas jalan dari bagian A ke bagian B,” kata dia.

Kondisi angin di Hiroshima, kata Wahyu, tak terlalu kencang.

“Kebetulan perfekturku enggak di pusatnya yang dilewati topan Hagibis. Tapi tetap kena anginnya,” ujar Wahyu.

Wahyu menceritakan, akibat typhoon Hagibis, transportasi di wilayah yang terkena dampak sempat tak beroperasi selama 2 hari.

“Enggak terlalu khawatir, karena memang bukan yang pertama kalinya Jepang dilewati badai topan,” kata Wahyu.

Sementara itu, lanjut dia, di wilayah lainnya, seperti di Kanto, Tokyo, bahan makanan di sejumlah toko habis diborong warga.

“Info teman di Kantor, dari semalam bahan makanan di supermarket ludes semua. Untuk persiapan bencana kali,” kata dia.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang telah mengingatkan bahwa typhoon Hagibis menjadi topan yang kekuatannya sekuat topan Kanogawa yang melanda Perfektur Shizouka dan wilayah Tokyo pada 1958.

Saat itu, Topan Kanogawa tersebut menewaskan lebih dari 1.200 orang. (*/Wartakota)

Golkat ied