Lurah Bendungan Kenalkan ‘Dawuk’, Tas Ramah Lingkungan kepada Pelaku UMKM

Dprd ied

CILEGON – Pemerintah Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon, mensosialisasikan Tas Dawuk kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar menggunakan tas yang ramah lingkungan tersebut dalam penjualan produk kemasannya, sehingga bisa mengurangi sampah plastik.

Saat ditemui dalam kunjungannya ke pelaku UMKM Kripik Salman di Link. Palas RT 02, Lurah Bendungan Maman Herman, mengajak budayawan Banten yang nyentrik, Mameu Yai Uyat, sebagai icon tokoh yang kehadirannya di ruang publik kerap menggunakan Tas Dawuk.

“Hari ini agendanya kita mensosialisasikan Dawuk, tas yang ramah lingkungan kepada para pelaku UMKM agar kemasan produknya menggunakan tas ini untuk mengurangi sampah plastik di wilayah Kelurahan Bendungan. Sebagaimana diketahui, sampah plastik adalah sampah yang tidak bisa diurai dalam waktu yang sebentar,” kata Lurah Bendungan, Maman Herman, saat ditemui wartawan di sela acara, Rabu (6/2/2019) siang.

Sebelumnya, Maman juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk menggunakan Tas Dawuk dan ikut mensosialisasikan manfaat Dawuk yang ramah lingkungan dan bisa bertahan lama ini.

dprd tangsel

“Kita ajak Mameu Yai sebagai figur budayawan yang kemana-mana bawa Dawuk agar bisa ditiru, dari Jawa Pos dan tamu-tamu yang datang di produk UMKM Gipang tadi yang sudah lama dan sudah besar kita sampaikan. Dan di Kripik Salman ini dimana kedua produk ini menggunakan kemasan plastik. Maka, kita sosialisasikan Dawuk ini yang tahan lama dan tidak retak.
Staf-staf kita juga menggunakan Dawuk agar kepada keluarga, tetangga dan warga juga menyampaikan sosialisasi manfaat Dawuk ini,” terangnya.

Program dan kebijakan dari Pemerintah Kelurahan Bendungan ini mendapat apresiasi dari Mameu Yai Uyat. Menurutnya, selain ramah lingkungan langkah ini kembali mengangkat dan kembali mengerapkan tradisi penggunaan Dawuk yang sudah nyaris ditinggalkan masyarakat Cilegon.

“Program ini sangat bagus, karena langkah nyata untuk menjaga kebersihan lingkungan dan bisa menghidupkan kembali Dawuk yang merupakan tradisi di Cilegon tempo dulu. Pokoknya mah saya bangga saja sama lurah satu ini, ore gelem meneng, sibuk bae nemoni warga. (Tidak mau diam, sibuk terus nemuin warga-red). Saya kira ini perlu ditiru sama lurah lainnya di Kota Cilegon,” tandasnya. (*/Ilung)

[socialpoll id=”2521136″]

Golkat ied