Menjaga Anak-anak Banten dari Kekerasan dan Predator

SERANG – ‘Manusia di dunia titisan surga pasti dia anak-anak kita, mereka cahaya penerang semesta penuh irama gerakan dunia’, itulah sepenggal lirik lagu three ends yang menggambarkan betapa berharganya hidup anak.

Berkaca dari banyaknya kasus kekerasan terhadap anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten menggelar pelatihan tematik bagi aktivis Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), 16 hingga 19 Oktober 2017 di Hotel Le Dian Kota Serang.

Kegiatan tersebut adalah bagian upaya Pemerintah Provinsi Banten untuk memperkuat kelembagaan dan personal (aktivis) lembaga perlindungan anak.

“Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) adalah sebuah gerakan dari jaringan atau kelompok warga pada tingkat masyarakat yang bekerja secara konsisten dan terkoordinasi untuk mencapai perlindungan anak,” ujar Kepala DP3AKKB Provinsi Banten Sitti Ma’ani Nina, Senin (16/10/2017).

Lewat kegiatan PATBM ini, Pemerintah Provinsi Banten berharap bisa maksimal dalam upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya memberikan perlindungan terhadap anak.

“PATBM merupakan inisiatif masyarakat sebagai ujung tombak untuk melakukan upaya pencegahan dengan membangun kesadaran masyarakat agar terjadi pemahaman sikap dan perilaku yang memberikan perlindungan terhadap anak,” imbuhnya.

Gerakan ini menurut Nina berbasis komunitas (masyarakat) hingga ke tingkat kelurahan atau desa.

“Berbasis masyarakat, dalam gerakan ini adalah komunitas yang tinggal di suatu batas administrasi pemerintahan yang paling kecil yaitu desa,” jelas Nina.

Selain itu menurut Nina, Program PATBM merupakan salah satu indikator Kota atau Kabupaten layak anak.

Penguatan kelembagaan terhadap lembaga aktivis perlindungan anak dilakukan karena tugas yang kewenangannya cukup berat.

“Kegiatan PATBM juga mencakup upaya untuk menolong korban kekerasan, memberi dukungan agar mereka segera mendapatkan pelayanan yang diperlukan serta memberi dukungan untuk pemulihan (rehabilitasi-red) dan reintegrasi,” katanya.

Ia berharap paska pelatihan ini upaya penanganan akan kasus kekerasan anak bisa ditangani dengan cepat dan efektif. (*/Yosep)

Honda