Parkir Pikir

Sankyu

FAKTA BANTEN – Perkembangan teknologi yang terus berubah dan berkembang sedemikian cepatnya juga berdampak pada perubahan cara berpikir, perilaku bahkan sampai gaya hidup yang ikut berubah. Perkembangan zaman yang semakin pesat bagai dua sisi mata uang yang berlainan. Satu sisi menguntungkan namun di sisi lain mempunyai dampak buruk bagi manusia, tergantung bagaimana kita sebagai manusia menyikapinya.

Namun yang terjadi sekarang ialah dunia semakin tergantung dengan teknologi, manusia seolah diperalat oleh teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Orang-orang dulu, banyak bekerja dengan santai, hidup sederhana, tapi tak ada halangan untuk bisa punya simpanan harta untuk keturunannya.

Dan sekarang yang terlihat adalah banyak orang yang kerja dengan terburu-buru, dibatasi oleh waktu yang seakan tak cukup untuk manusia menumpuk pundi-pundi harta yang bahkan sampai mengabaikan tentang diri mereka sendiri, tentang siapa mereka sebagai manusia. Terlalu banyak yang harus kita korbankan di kehidupan zaman sekarang. Sifat manusia yang selalu kurang ditambah kehidupan sosial budaya masyarakat sekarang yang individualis dan hedonis sehingga menciptakan manusia yang hubbud-dunya, menghamba kepada dunia yang sebenarnya semu abu-abu.

Sekda ramadhan

Parkir adalah suatu tempat pemberhentian baik dalam waktu singkat maupun lama. Sedangkan pikir adalah akal budi atau ingatan. Parkir pikir, mungkin inilah yang perlu dilakukan manusia zaman sekarang untuk bisa menyepi dari hiruk pikuk dan gemerlap dunia dengan segala tipu dayanya. Seperti kata Mbah Nun bahwa “Menyepi itu penting, supaya kamu bisa mendengar apa yang menjadi isi dari keramaian”.

Sudah saatnya manusia flashback ke belakang, mengingat kembali perjanjian manusia dengan Allah SWT sebelum diciptakan ke dunia. Kewajiban yang mesti dilakukan manusia di dunia ini, ialah menyebarkan kebaikan keseluruh alam semesta, menjadi representasi dari tuhan yang rahman rahim dan bukan malah merusak.

Parkir Pikir bisa diartikan dengan menempatkan diri kita ke titik nol lagi. Sadar bahwa manusia sebagai mahluk paling sempurna yang diciptakan adalah perpanjangan tangan dari Allah itu sendiri. Yang pada zaman modern ini banyak manusia yang lalai menempatkan dirinya pada tempat yang semestinya. Tugas manusia adalah menanam, menanam kebaikan kepada apa dan siapa saja tanpa harus terseret dalam sifat hubbud dunya yang semakin kuat mencengkram pola pikir serta lelaku masyarakat zaman sekarang.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 112 dijelaskan bahwa “(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (*/Caknun.com)

Honda