PANDEGLANG – Pasar Panimbang yang merupakan aset Pemerintah Kabupaten Pandeglang, seluas sekitar 3500 meter, kini digugat oleh warga yang mengatas namakan ahli waris dari keluarga H Enjen. Adapun luas lahan pasar yang di gugat seluas 2000 meter dari 3500 meter.
Abdul Halim, dari pihak ahliwaris H Enjen menuturkan, gugatan dari pihak keluarga sudah dilayangkan ke Pengadilan, dengan pihak tergugat adalah Pemkab Pandeglang. Luas tanah pasar yang digugat yaitu seluas 2000 meter persegi.
“Sekarang ini sudah sampai ke sidang di tempat yaitu cek lokasi oleh pihak Pengadilan. Kami pihak keluarga mengugat karena orang tua kami tidak pernah menjual tanah pasar ini,” ungkapnya, Selasa (9/1/18).
Kata dia, pada jaman Bupati Pandeglang yang dulu. Mohamad Enjen, meminjamkan tanah tersebut untuk dijadikan Sub Terminal.
“Pada tahun 1986 dulu, Pemerintah meminjam tanah bapak kami, untuk di bangun Sub Terminal. Kemudian pada tahun 1997 di alihpungsikan oleh Pemkab menjadi Pasar Impres, dengan tidak meminta ijin kepada keluarga kami,” katanya.
Dilakukannya gugatan tersebut, lanjut dia, karena Pemkab Pandeglang sendiri seolah tidak ada itikad baik, atau mediasi, maka terpaksa dilakukan ugatan di PN Pandeglang.
Mantan Kepala Desa Panimbang Jaya, Tolib Abas mengatakan, dulu pemilik tanah ini hubungannya meminjam tanah kepada Pemkab Pandeglang, sampai sekarang sepengetahuan dirinya, tanah ini masih status dalam Girik pada Tahun 1959 masih atas nama H Enjen.
“Waktu saya masih menjabat sebagai Kades, tanah yang luasnya 2000 meter persegi ini tidak ada proses Jual beli antara H Enjen dengan Pemda Pandeglang. Karena lokasi tanah ini sebelum di jadikan Sub terminal, adalah bangunan sekolah Madrasah,” tuturnya.
Sementara, PLT Kepala UPT Pasar Panimbang, Nanang Soeherman mengaku, Pemkab Pandeglang menunggu keputusan dari PN, selain itu Pemkab sudah menguasakan kepada pihak Pengacara.
“Kami dari Pemerintah Derah Kabupaten Pandeglang, semuanya sudah menyerahkan kepada pihak Pengacara yang di tunjuk oleh Ibu Bupati,” imbuhnya. (Achuy)
