Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Terbesar Sepanjang Sejarah

FAKTA BANTEN – Presiden Joko Widodo di hadapan CEO se-Asia dalam Bloomberg The Year Ahead hari ini memaparkan, betapa sulitnya pembangunan ekonomi di tengah-tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini.

Jokowi menceritakan, awal kepemimpinannya pada 2014 lalu situasi ekonomi domesik maupun global cukup sulit. Anggaran habis tersedot untuk subsidi salah satunya untuk bahan bakar minyak (BBM).

Akhirnya diputuskan untuk mencabut 80 persen subsidi. Jokowi mengaku, pencabutan itu memberi ruang fiskal hingga US$20 miliar setiap tahunnya. Saat itulah menurutnya, fokus pada pembangunan infrastruktur dimulai.

“Kita melakukan pengembangan infrastruktur yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Hari ini, kita sudah di jalur yang benar untuk menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur itu hanya dalam 5 tahun pemerintahan,” ujar Presiden Jokowi, Rabu 6 Desember 2017.

Hingga tiga tahun berjalan, Jokowi mengaku kondisi ekonomi Indonesia saat ini cenderung membaik. Indikatornya adalah pertumbuhan ekonomi yang bisa menembus 5 persen, sebelumnya hanya 4,7 persen.

Berbagai program deregulasi aturan yang menghambat investasi juga dilakukan secara besar-besaran. Ada ribuan aturan dari tingkat daerah hingga aturan pemerintah pusat yang dianggap menghambat investasi, dicabut.

“Pertama kali dalam 20 tahun investment grade dari S&P, Moodys, dan Fitch,” kata Jokowi.

Tingkat kemudahan berinvestasi di Indonesia, juga naik drastis. Dari awalnya di bawah angka 100, kini sudah menembus 72. Target Jokowi, adalah peringkat 40 selama kepemimpinannya.

Jokowi menyakini, ekonomi Indonesia ke depannya akan membaik. Ia mengibaratkan sebuah keluarga yang baru menempuh hidup berumah tangga.

“Ketika sudah menikah, perlu diingat bahwa di tahun pertama jika merasa tidak baik jangan panik, tetap bertahan. Dan di tahun ketiga akan jauh lebih baik.” (*/Viva)

Honda