Pemerintah Siapkan Dana Rp18 Miliar untuk Penangkaran Badak Jawa di TNUK

PANDEGLANG – Pemerintah Pusat melalui Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyiapkan dana sebesar Rp 18 Miliar untuk melanjutkan projek Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Dijelaskan Direktur KKH, Bambang Dahono Adji, badak jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies kunci yang paling berharga karena jumlahnya yang terbatas dan terancam punah.

Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memberikan proteksi dan juga wahana yang ideal untuk mempelajari badak jawa.

“Target kita membangun sanctuary secara sempurna seperti Way Kambas, nanti target itu sebagai bank sperma, jadi kalau stok alam habis kita masih punya, kalau mempertahankan alam susah, jangan sampai kaya harimau Jawa dan harimau Bali kita gak punya bank spermanya,” ucap Bambang usai ekspose hasil monitoring badak jawa, Senin (26/2/2018).

Rencananya tahun 2019 sanctuary tersebut telah terwujud, dengan menggelontorkan dana sebanyak Rp 18 Miliar dari APBN dan separuh dari hibah luar negeri, Bambang yakin target tersebut bisa tercapai.

“Tahun 2019 sudah punya (JRSCA-red), makanya rencana anggaran APBN kita 2019 sudah jadi, sehingga kabinet tahun ini pun sudah tetap, nanti kabinet selanjutnya tinggal membikin action mambangun laboratorium bank nya,” pungkasnya.

JRSCA pertama kali dibangun di tahun 2011 dengan membuka lahan di Taman Nasional Ujung Kulon dan membangun pagar dari kawasan Cilintang di bagian utara membelah semenanjung hingga ke pantai Selatan di blok Aer Mokla sejauh 5,6 KM.

Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Ujung (BTNUK), Mamat U Rahmat, berharap besar hal tersebut bisa terwujud.

Menurut Mamat, JRSCA membagi kawasan menjadi 3 blok, yakni JRSCA untuk breeding, blok pengembangan dan blok wisata.

“Blok wisata ini kita akan arahkan semua badak yang sudah menopause kita kumpulkan di suatu tempat dijadikan display untuk wisatawan bisa lihat,” ujarnya, Senin (26/2/2018).

Ia berharap JRSCA ini bisa selesai sempurna dalam waktu beberapa tahu. Ini.

“Harapannya tahun 2020 sudah bisa melihat badak,” pungkasnya. (*/Yosep)

Honda