Penularan HIV/AIDS Tertinggi di Cilegon Berasal dari Perilaku Homo Seks

Sankyu

CILEGON – Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), adalah penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya dan mengakibatkan kematian pada para pengidapnya.

Penyandang HIV/AIDS harus menanggung resiko dengan meminum obat seumur hidup untuk menekan pertumbuhan Virus tersebut, sampai saat ini belum ada obat untuk membunuh Virus tersebut.

HIV/AIDS salah satu penyakit menular. Tapi, tidaklah mudah untuk menularkan Virus tersebut, hanya bisa menular dari tigal hal, yakni cairan seperma, cairan vagina dan darah.

Penularannya seperti, pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui bayi, melalui seks bebas, seks oral, pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian, melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi., memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi.

Di Kota Cilegon saat ini, jumlah kasus HIV/AIDS sampai bulan Oktober 2017 tercatat mencapai 63 kasus, dengan kasus penularan terbesar dari Kaum Homo Seksual.

Sekda ramadhan

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan, dr Arriadna, saat ditemui usai menghadiri acara Lomba Penyuluhan HIV/AIDS Remaja dan Launching Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) Mandiri di Aula DPRD Kota Cilegon, Rabu (13/12/2017).

“Dari data kita kemarin, memang masih mendominasi dari hubungan seksual, tapi kalau kita liat dari Laki Seks Laki (LSL) itu peningkatannya lebih tinggi, untuk persentase pasnya saya lagi nggak pegang data, tapi dari LSL mencapai lebih 50 persen hampir mendekati 100 persen,” ungkapnya.

Menurut dr Arriadna, persentase penularan kasus HIV/AIDS tertinggi di Kota Cilegon awalnya ada pada kelompok pengguna narkoba jenis suntik, di tahun 2005, tapi saat ini peningkatannya berada di homo seksual.

“Data tahun 2005, 2006, HIV/AIDS dari persentasenya tertinggi ada di kelompok itu (Pengguna Narkoba Suntik-red) artinya mereka sudah sadar akan penularan HIV/AIDS. Tapi, bukan berarti pengguna kelompok suntik masih tidak ada masih ada hanya mereka sudah agak pinter lah,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan kepada kelompok-kelompok yang rentan terkena HIV/AIDS agar segera melakukan pemeriksaan agar dapat segera ditangani.

“Merasa dirinya berada di kelompok tersebut, segeralah melakukan pemeriksaan”. (*/Temon)

Honda