Permintaan Meningkat, Petani Suku Baduy Kembangkan Budidaya Tebu Telur

Sankyu

LEBAK – Sejumlah petani di pedalaman Suku Baduy Kabupaten Lebak, mengembangkan salah satu tanaman yang bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga mereka. Tanaman itu adalah tebu telur (tiwu endog)

“Kami mengembangkan tanaman tiwu endog selama enam bulan bisa langsung dipanen,” kata Santa (45) seorang petani Baduy warga Cipiit, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Rabu (27/12/2017).

Pendapatan panen sayuran tebu telur (tiwu endog) ini, diakui cukup membantu perekonomian keluarga Suku Baduy. Produksi tebu telur itu ditampung oleh tengkulak seharga Rp 6.000 per ikat, dengan isi enam batang tebu telur.

Saat ini, dirinya bisa menjual 200 ikat per hari dan jika dikalkulasikan menghasilkan uang Rp 1,2 juta dari harga Rp 6.000/ikat itu. Biasanya, panen tiwu endog itu bisa berlanjut sampai satu bulan ke depan.

“Kami merasa lega bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dari panen tebu telur itu,” katanya.

Santa pun menambahkan, dirinya mengembangkan tanaman tebu telur itu di lahan milik Perum Perhutani di kawasan Blok Cicuraheum, Gunungkencana. Menempati lahan seluas dua hektar, tebu telur ini juga bisa dikembangkan dengan pola tumpang sari dengan tanaman lainnya, seperti padi huma, pisang, jagung, lengkuas dan singkong.

Saat ini, banyak petani Baduy mengembangkan tanaman tiwu endog karena permintaan konsumsi masyarakat cenderung meningkat. Dirinya menjual tebu telur itu tidak ke pasar, namun ditampung oleh tengkulak yang mendatangi petani Baduy.

Sekda ramadhan

“Kami mengembangkan tanaman tiwu endog itu hanya sekedar pendapatan sampingan saja dan belum dijadikan andalan ekonomi,” kata Santa.

Begitu juga Sarkim (50) seorang petani Baduy yang mengaku merasa lega, karena dari budidaya tebu telur ini, keluarganya bisa membeli kebutuhan sehari-hari.

“Kami hari ini menjual tiwu endog sebanyak 100 ikat,” kata Sarkim di kawasan Blok Cicuraheum Gunungkencana.

Siti Samsiah (45) seorang warga Rangkasbitung, mengaku dirinya membeli sayuran tiwu endog dari petani Baduy. Ia membeli sayuran tebu telur ke petani Baduy itu untuk pesanan saudara yang tinggal di Bandung.

Selama ini, sayuran tiwu endog banyak dikonsumsi masyarakat karena teksturnya kurang lebih seperti kembang kol.

Diakuinya, sayuran tebu telur ini memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi seperti kalsium dan fosfor. Selain itu juga terdapat kandungan berupa vitamin C, karbohidrat serta zat besi yang cukup tinggi.

“Kami pun melihat kualitas pohon tebu telur Baduy cukup bagus karena penanamannya secara organik tanpa pupuk kimia,” tandasnya. (*/Sandi)

Honda