PSI Banten Gandeng Sejumlah Tokoh Untuk Seleksi Caleg 2019

Sankyu

SERANG – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Banten yang akan mengikuti proses perhelatan pada pemilu 2019, akan lebih selektif dalam memilih caleg-caleg yang diusungnya. Hal tersebut dibuktikan dengan ditunjuknya tiga tokoh Banten yang akan menjadi juri dalam memilih sosok yang tepat untuk maju sebagai caleg yang akan diusung PSI pada Pileg 2019, Selasa (20/2/2018), saat gelaran deklarasi kelolosan dan pencalonan caleg PSI di DPW PSI Banten.

Ketiga Tokoh Banten tersebut yakni, Dr. Abdul Malik seorang Akademisi Banten, Atih Ardiansyah seorang penulis dan komunikolog politik dan Uday Suhada seorang aktivis anti-korupsi Banten.

Saat dikonfirmasi terkait apakah masuknya ketiga Tokoh Banten tersebut dalam penjaringan caleg PSI 2019 menjadi sinyalemen akan terlibatnya ketiga Tokoh Banten tersebut dalam politik praktis. Atih Ardiansyah menyatakan bahwa juri dalam pemilihan caleg PSI tersebut merupakan tim independent atau posisinya berada diluar kader, yang bekerja secara profesional.

“Biasa saja, semua orang punya hak politik, politik itu kan tidak melulu politik praktis,” ucap Atih.

“Memberikan pendidikan politik seperti ini juga termasuk pendidikan politik bagi warga, baik penulis atau apapun punya kewajiban seperti itu,” imbuhnya.

Atih pun menyatakan alasan dirinya bergabung kedalam tim juri caleg PSI karena nilai yang diusungnya. Dosen ilmu komunikasi FISIP UNMA tersebut menambahkan bahwa hari ini, dua kekayaan Indonesia sedang terancam. Pertama, kekayaan sumber daya materi yang terancam koruptor dan potensi keragaman yang terancam perilaku intoleransi. Kedua Platform yang diusung PSI ini perlu didukung, dengan cara menyeleksi caleg agar terpilih caleg yang memiliki semangat antikorupsi dan keberpihakan pada antiintoleransi.

Sekda ramadhan

“Segala niat yang baik harus didukung.” tambahnya

Senada dengan Atih Ardiansyah, aktivis yang lantang menyuarakan anti-korupsi di Banten, Uday Suhada pun mengungkapkan alasan dirinya mau bergabung kedalam juri caleg PSI 2019, menurutnya dua cita-cita yang diusung PSI seperti memerangi korupsi dan intoleran sejalan dengan apa yang selama ini terus digembor-gemborkan oleh pria yang akrab disapa Kang Uday tersebut.

Kang Uday pun menuturkan ada beban berat yang dipikulnya dalam memproses seleksi para caleg yang akan diusung PSI pada Pileg 2019 mendatang.

“Kalau kita tidak objektif dalam skoring pemilihan caleg nanti, kita siap bertanggungjawab kok,” ucapnya.

Ia pun mempersilahkan apabila ada asumsi dari publik terkait keterlibatan dirinya masuk dalam tim penjurian caleg PSI sebagai politik praktis.

“Silahkan saja, kalau ada yang bilang Uday itu berafisiliasi dengan PSI, toh kita lihat saja faktanya apakah saya pengurus PSI atau anggota PSI,” tegasnya. (*/Ndol)

Honda