Revolusi Materialisme

*) Oleh: Emha Ainun Nadjib

ZAMAN PENCERAHAN atau Abad Kecerahan yang dimaksud adalah kebangkitan berpikir. Terbitnya matahari pemikiran, pencarian, eksplorasi, penemuan, dan kreativitas di bidang ilmu pengetahuan.

Secara bertahap, dimulai pada abad 14 di Italia kemudian melebar ke seluruh Eropa, memuncak pada abad 17, kemudian dibawa menyebar mewarnai dunia hingga abad 21 ini, mewujud jadi prestasi dan produk-produk teknologi yang membuat kehidupan manusia semakin mobil, maju, berkembang, dan bercahaya secara keduniaan.

Rintisan para penemu Muslim di berbagai bidang keperluan hidup, diambil alih pertumbuhannya oleh bangsa-bangsa yang mengalahkan kekuatan Kaum Muslimin. Ibarat kebun, para Sarjana Muslim menemukan benih-benih, kemudian mereka mengalami kehancuran. Sehingga musuhnya yang kemudian menanamnya menjadi perkebunan peradaban keduniawian.

Bahasa jelasnya, yang disebut Abad-abad Kecerahan adalah Revolusi Materialisme. Islam sejak awal sangat menganjurkan dan memacu perkembangan fungsi akal, mendorong kemajuan berpikir – tetapi tidak dengan kehebatan materialisme sebagai
goal-nya. Tentu saja revolusi materialisme adalah kecerahan bagi suatu pandangan yang menganggap dunia adalah satu-satunya kehidupan. Tetapi dengan konsep Dunia-Akhirat, itu jebakan yang luar biasa.

“Adapun orang yang melampaui batas dan mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya”. (1) (An-Nazi’at: 37-39) .

“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat di akhirat”. (2) (Al-Insan: 27).

Pemuda Wali Kubro sangat mencemaskan bencana kedua itu.

(1)

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ

Maka adapun orang yang melampaui batas,

وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.

(2)

إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا

Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya. (*)

Daur Esai, 5 September 2017
(Sumber: caknun.com)

Honda