Sekjen PWRI: Wartawan Itu Menulis, Bukan Hanya Gaya-gayaan dengan ID Card

CILEGON – Pasca acara pelantikan yang dilakukan secara simbolis, seluruh jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Cilegon langsung menggelar sarasehan atau workshop tentang Jusnalistik di Aula Gedung Serba Guna Pusdiklat Krakatau Steel, Rabu (27/12/17) sore.

Selain jajaran pengurus PWRI Kota Cilegon, tampak juga workshop ini diikuti oleh jajaran pengurus DPD Banten dan DPC-DPC lainnya se-Banten. Dengan narasumber Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PWRI, Zulfikar Taher.

Zulfikar yang mengaku sudah bergelut di dunia Jurnalistik selama 30 tahun ini, dalam paparannya mengatakan, pentingnya workshop ini bagi para jurnalis untuk berani dan bisa berkreasi menyesuaikan perkembangan jaman dan teknologi saat ini yang dinamis dan terus berkembang.

“Ilmu jurnalis wartawan itu tidak pernah berubah, akan tetapi perlunya workshop kepada wartawan untuk menambah wawasan akan perkembangan jaman dan teknologi saat ini,” katanya.

Selain harus peka dalam mengawal pembangunan dan persoalan sosial, wartawan juga dalam menjalankan tugas mesti mengedepankan profesionalisme.

Kartini dprd serang

“Harus peka melihat persoalan yang ada dalam persoalan sosial hingga mengawal pembangunan. Tapi yang pertama harus diketahui oleh wartawan dalam menjalankan tugas adalah kode etik, dan Undang-undang Pers,” jelasnya.

Selain itu, Zulfikar menegaskan, bahwa tugas wartawan itu menulis, sehingga bukan hanya gaya-gayaan memiliki ID Card wartawan.

“Seorang jurnalis tentunya harus bisa membedakan mana itu berita, mana itu opini atau feature, sehingga dapat memberikan informasi dengan baik,” terangnya.

Ia berharap wartawan yang tergabung dalam PWRI dapat membangun kualitas, potensi untuk menunjang profesionalitas wartawan.

“Dengan potensi dan kualitas yang baik, didukung dengan network seperti keorganisasian PWRI yang solid, tentunya akan semakin diperhitungkan,” tandasnya. (*/Ilung)

Polda