Selain Kumuh, di Kelurahan Sukmajaya juga Banyak Warga yang Belum Punya KTP

Dprd ied

CILEGON – Kawasan perkotaan yang selayaknya bersih, indah dan nyaman, namun sepertinya hal itu tidak terlihat di kawasan pemukiman yang masuk Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, di pusat Kota Cilegon ini.

Selain itu, di kawasan padat yang dihuni oleh ratusan penduduk dan tertutup oleh pertokoan dan hotel ini, masih banyak warganya yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Seperti dikatakan salah seorang warga, Satijah, yang mengakui keluarganya belum memiliki KTP Cilegon meski sudah tinggal di Cilegon belasan tahun.

“Keluarga saya belum punya, suami sama orang tua saya yang belum, hampir semua yang disini rata-rata belum punya. Kalau ditanya mah ngakunya punya ajah biasanya mas,” katanya saat ditemui wartawan Fakta Banten, Sabtu (13/1/2018) kemarin.

Ia juga mengungkapkan hanya dia seorang yang memiliki KTP Cilegon di lingkungan keluarganya. Lanjutnya, saat membuat KTP harus mengeluarkan uang agar prosesnya cepat.

“Saya bikin dulu karena butuh cepet bayar Rp 30 ribu ke RT, Rp 100 ribu ke kecamatan yah lewat belakang gituh mas,” ungkapnya polos.

dprd tangsel

Bukan hanya permasalahan KTP di Lingkungan Periuk, RT 05/03 Kelurahan Sukmajaya juga terlihat Pemandangan tak sedap seperti air comberan yang menggenang membentang di antara rumah-rumah warga karena belum terlihat ada/dibangunnya drainase.

“Kita tinggal disinikan cuma ngontrak lahan mas. Bagaimana mau ngusulin saluran air (drainase) dari rumah-rumah warga ini ke pemerintah, orang KTP aja banyak warga yang belum punya kok,” ucap salah seorang warga, Suryadi.

Dalam pantauan langsung Fakta Banten tampak deretan rumah- rumah semi permanen yang sekaligus difungsikan sebagai lapak-lapak rongsokan ini berjejer, sehingga menambah kesan kumuh.

Padahal ratusan warga pendatang yang rata-rata berprofesi sebagai pemulung ini sudah tinggal di kawasan tersebut sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun lamanya.

Damali, salah satu warga saat disinggung kenapa kondisi di tempat tinggalnya yang kumuh tersebut terus dibiarkan, ia beralasan karena mereka hanya ngontrak.

“Kita cuma nyewa lahan aja disini, jangankan mau bagusin lingkungan. Rumah saja asal jadi, asal nggak kena hujan dan panas gini,” pungkasnya. (*/Temon)

Golkat ied