Takbiran Keliling Makin Semarak, Larangan oleh Pemkot Cilegon Tak Digubris Warga

Dprd ied

CILEGON – Himbauan Pemerintah Kota Cilegon melalui Sekretaris Daerah yang melarang warga agar tidak melakukan takbiran keliling pada akhir bulan Ramadhan yang jatuh pada Sabtu (24/6/2017), sepertinya tidak begitu dihiraukan oleh masyarakat Cilegon.

Pasalnya himbauan itu seakan mandul, tak digubris oleh masyarakat Cilegon, hal ini bisa didasari dari antusiasnya dalam merayakan malam takbir tahun ini atau malam 1 Syawal 1438 Hijriyah.

Dari pantauan Fakta Banten di beberapa titik Kota Cilegon sejak pukul 20.00 WIB, begitu menggema kalimat takbir “Allahuakbar allahuakbar allahuakbar Laailaahailallah wallahuakbar allahuakbar walilillahilhamd” yang terdengar dari takbiran keliling dijumpai dari jamaah takbir yang berjalan kaki hingga menggunakan mobil Pick up berkeliling memutari perkampungan sampai jalan Protokol Kota Cilegon.

Seperti di kawasan kampus Al-Khairiyah Citangkil, warga sekitar dari orang dewasa sampai anak-anak begitu antusias berjalan kaki mengumandangkan takbir dengan iringan bedug sambil membawa obor, berkeliling ke perkampungan di sekitarnya. Sementara di perapatan Temu Putih Ciwaduk, juga banyak dijumpai mobil jenis Pick up yang membawa jamaah takbir yang bertakbir dengan iringan suara Bedug yang ditabuh diatas bak mobil, berkeliling keluar masuk kampung.

Begitu juga di Kampung Palas Kelurahan Bendungan, sekitar pukul 20.00 WIB tampak dua mobil jenis Pick up dan stau Truk siap berangkat untuk takbiran keliling,

Aldi, salah satu sopir yang siap membawa puluhan jema’ah takbir ini mengaku akan takbiran keliling ke Kampung-kampung.

dprd tangsel

“Ya paling keliling ke Kampung-kampung aja kang,” ujarnya.

Arman Affendi, tokoh masyarakat Palas begitu bersemangat dengan tradisi takbir keliling ini.

“Terus saja takbiran keliling mah adat kita, kita dukung masyarakat Palas, dari DKM (Masjid Al Furqon Palas) juga akan ikut takbiran keliling nunggu beres membagikan bagi zakat fitrah,” ujarnya kepada Fakta Banten.

Sementara saat disinggung akan larangan takbiran keliling yang diterbitkan Sekda Cilegon, Arman justru ingin takbir keliling ke rumah Sekda Cilegon.

“Rumah Sekdanya dimana, tahu ga? Kalau tahu mah nanti kita datangi, kita kelilingi dengan rombongan mobil takbiran keliling. Main larang saja, emang Sekda itu agamanya apa?” pungkasnya.

Sampai berita ditulis di jalan Protokol Kota Cilegon juga terlihat banyaknya rombongan jama’ah takbiran keliling yang melintas, dari yang menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.

Dari fakta yang terjadi ini, semoga tahun depan atau dalam momen apapun, Pemkot Cilegon dalam membuat kebijakan bagi masyarakat, mungkin sebaiknya mengkaji dan mempertimbangkan terlebih dahulu dengan cermat dan bijaksana. Terlebih takbiran keliling, yang sudah merupakan tradisi masyarakat Cilegon yang berbau SARA dan tentunya akan sangat sensitif jika disentuh. (*)

Golkat ied