TPS Tak Dikelola Pemerintah, Warga Kasunyatan Pilih Buang Sampah ke Sungai Cibanten

Dprd ied

SERANG – Sungai Cibanten tepatnya di jembatan Kasunyatan, Kasemen, dari pantauan pada Rabu (26/4/2017), nampak penuh dengan sampah.

Akibat sampah yang menumpuk di sungai tersebut membuat aliran air nampak tidak bergerak dan tersendat.

Aliran Sungai Cibanten yang penuh dengan sampah ini, diakibatkan dari kurangnya pemahaman warga sekitar yang selama ini membuang sampah kegiatan rumah tangganya ke aliran sungai. Ditambah sampah bawaan dari daerah hulu, membuat makin menumpuknya sampah di hilir Sungai Cibanten di Desa Kasunyatan, Kota Serang ini.

“Warga sudah terbiasa karena sudah terlalu lama sampah numpuk seperti ini, cuma tidak enak dilihat,” ucap Abah Mustim, warga Kampung Keraton Jabang Bayi Desa Kasunyatan kepada Fakta Banten, Rabu (26/4/2017).

Tidak seriusnya pengelolaan sampah oleh pemerintah setempat terhadap lingkungan di sekitar sungai, dikatakan Abah Mustim, juga jadi alasan masyarakat beranggapan sah-sah saja membuang sampah ke bantaran Sungai Cibanten.

Abah Mustim mengatakan, disediakannya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) oleh pemerintah sekitar tiga tahun lalu di dekat jembatan dua Kasunyatan, namun karena tidak pernah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akhirnya sampah makin menumpuk dan menimbulkan bau yang mengganggu warga sekitar.

dprd tangsel

“Tiga tahun lalu kurang lebih pernah disediakan TPS tapi gak diangkut ke TPA, sampe numpuk sampahnya baunya gak ketulungan. Terus sama masyarakat dibongkar akhirnya pada buang (sampah) ke sungai sampe sekarang,” jelasnya.

Sungai Cibanten yang dulunya bersih dan sekarang penuh dengan sampah ini, menurut Abah Mustim juga salah satu penyebabnya karena adanya Bendungan Karet yang menghambat aliran air.

Kondisi ini diamini oleh Mur’i salah seorang staf Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bertugas di Kasemen.

Mur’i menjelaskan, Bendungan Karet di Karoya Bugis, Kelurahan Margaluyu, sebetulnya di awal berfungsi untuk membendung agar air laut tidak masuk, agar PDAM bisa memproduksi air bersih.

“Sebetulnya Bendungan Karet berfungsi untuk menghambat air laut masuk ke hulu supaya air yang diambil dari Cibanten tidak asin untuk produksi air PDAM, tapi sekarang kita sudah tidak lagi mengambil air di Cibanten ini, sekarang dikirim langsung dari Kenari,” kata Mur’i.

‌Menurut warga, Sungai Cibanten ini dahulu kurang lebih sepuluh tahun lalu masih bersih, tidak banyak sampah numpuk seperti ini. Sungai ini menjadi tempat memenuhi kebutuhan air bersih warga, untuk kegiatan mandi dan mencuci.

Kini, warga sekitar memang nampaknya sudah tidak lagi memerlukan air dari Sungai Cibanten untuk kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, semenjak aliran sungai kotor dengan banyaknya sampah yang menumpuk, kini warga sekitar banyak yang berinisiatif membuat sumur dan MCK di rumah masing-masing. (*)

 

 

 

Penulis: Temon

Golkat ied