Walau Basis NU di Jawa Timur, Tapi Ruhnya dari Banten

Dprd ied

CILEGON – Meski selama ini diketahui Nahdlatul ‘Ulama (NU), sebagai sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di berbagai bidang aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan kemasyarakatan khususnya dalam dakwah Islam.

Dalam sejarahnya, organisasi yang didirikan oleh Syekh Hasyim Asyari yang sekaligus pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur ini terbentuk akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi diantaranya dalam gerakan kebangkitan melawan penjajah, seperti gerakan Resolusi Jihad di Surabaya.

Walau diketahui selama ini NU memiliki basis Nahdliyin yang besar di Jawa Timur. Namun perlu juga diketahui bahwa Ruh Ormas Islam NU ini berasal dari Banten. Hal ini diungkapkan oleh Ketua PCNU Kota Cilegon KH. Hifdullah, dalam acara Harlah GP Ansor Ke-84 di Pondok Pesantren Ashohabah, Palas Cilegon, Minggu (29/4/2018) malam.

“NU didirikan pada tahun 1926. Walau basis NU berada di Jawa Timur, tapi ruh NU berasal dari Banten, karena pendiri NU Syekh Hasyim Asyari dan KH. Wahab Abdullah merupakan murid dari Syeikh Nawawi Albantani,” terangnya.

dprd tangsel

Lebih lanjut KH. Hifdullah menceritakan perjalanan NU di Cilegon dan Banten pada awal-awal pendirian serta perjalananya sebagai lembaga dakwah Agama Islam yang bersamaan berkembang dengan Al-Khairiyah.

“Namun secara keorganisasian, Ketua NU Banten yang pertama diketuai oleh anaknya Syeikh Asnawi Caringin, yang kantornya sebelahan dengan KH. Brigjen Syam’un dari Al-Khairiyah di Serang. Dan untuk di Cilegon pusatnya di Cibeber yang dipimpin oleh KH. Abdul Latif, yang basisnya di Kampung Palas ini. Lha wong Palas mah Kucinge bae NU,” paparnya, yang diikuti tepuk tangan dan tawa para hadirin.

Dan lebih spesifik lagi, KH. Hifdullah juga mengulas para pemuda di Kampung Palas, Cilegon, yang turut berperan dalam perjuangan dalam wadah organisasi otonom NU, yakni GP Ansor pada awal-awal masa kemerdekaan Republik Indonesia.

“Dulu pemuda Ansor dari Palas sangat berperan, seperti mang Fadil, mang Tahir itu dulu pernah berjuang sampai ke Senayan, hingga perannya dalam melawan PKI. Kok tiba-tiba muncul isu NU membela PKI. Kan lucu!” tandasnya. (*/Ilung)

Golkat ied