Warga Cilegon Mulai Resah dengan Keberadaan Anak Punk

Sankyu

CILEGON – Warga dan pengguna Angkutan Kota (Angkot) di Kota Cilegon mengaku mulai resah dengan keberadaan anak Punk yang menjadi gelandangan dan kerap mengamen di setiap mobil angkot.

Dari segi pampilan yang urakan dan acak-acakan, ditambah dengan cara berkomunikasi dengan penumpang angkot yang tidak bersahabat, membuat warga merasa tidak aman dan nyaman.

Karenanya warga berharap keberadaan anak punk yang berkeliaran, segera ditertibkan dan dibina oleh pihak yang pemerintah yang berwenang.

Seperti dituturkan salah seorang pengguna Angkot Asmawati (25), yang mengaku resah dengan adanya anak-anak Punk yang kerap dijumpainya mengamen namun tanpa mengunakan alat musik.

Sekda ramadhan

Anak-anak punk itu hanya menyodorkan tangan atau topi, berharap para penumpang memberikan uang, karenanya dinilai terkesan lebih seperti pengemis, bukan pengamen yang memiliki nilai seni.

“Setiap pulang kerja pasti bertemu dengan pengamen anak Punk di Angkot yang saya naiki, gak dikasih gimana, dikasih gimana,” katanya dengan muka resah ditemui Minggu (13/8/2017).

Tapi anehnya lanjut Asma, aparat yang berwenang seperti Dinsos dan Satpol PP Kota Cilegon terkesan membiarkan adanya anak Punk tersebut. Padahal menurutnya keberadaan anak Punk itu sudah cukup lama berada di sekitar kawasan Simpang Tiga di Depan Supermall dan juga sejumlah lampu merah di Cilegon.

“Dinsos sebagai petugas yang berwenang hanya diam saja, tidak ada upaya untuk menertibkan apa ya?,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Cilegon Mamat Slamet, saat coba dihubungi Fakta Banten via telepon genggamnya berkali – kali tidak ada jawaban. (*)

Honda