Warga Sumur Watu Keluhkan Debu Tambang Pasir Merangsek ke Permukiman

Dprd ied

CILEGON – Aktivitas tambang pasir di kawasan Jalan Lingkar Selatan (JLS) diduga membawa dampak kerusakan lingkungan.

Selain disinyalir menjadi salah satu faktor meluasnya banjir di Kota Cilegon, keberadaannya yang semakin merangsek ke pemukiman penduduk juga kerap dikeluhkan oleh warga yang terkena dampak polusi udara.

Seperti tambang pasir di Link Sumur Watu, Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil. Lokasi tambang yang sangat berdekatan dengan pemukiman warga tersebut, menuai keluhan karena polusi debu yang ‘menggerimingi’ atau menghantui warga sehari-hari.

“Kami warga Sumur Watu terganggu oleh tambang pasir itu kang, ‘meledug’ debunya terbang masuk ke rumah, halaman cepet kotor. Kan bahaya kalau masuk ke makanan,” keluh Ipang kepada Fakta Banten, Minggu (9/12/2018).

dprd tangsel

Ipang yang mempunyai akun Facebook dengan nama @Ipange Otlet ini juga sempat men-share postingan foto-foto aktivitas tambang pasir di lingkungannya tersebut di Facebook dengan aspirasi agar Pemerintah Kota Cilegon tidak diam saja dan segera mengambil tindakan menutup tambang pasir.

“Alam sudah rusak, banjir tahun kemarin terbukti jadi makin parah. Kenapa Pemkot Cilegon masih diam saja,” ungkapnya.

Hal senada juga diutarakan oleh warga yang enggan disebut namanya. Ia mempertanyakan hati nurani para penambang yang dianggapnya telah buta oleh keuntungan semata.

“Tanah itu jadi milik penambang itu kan dasarnya hanya surat. Orang alam ini semua milik Allah, ini mah diukur, diakui, dikuasai, dirusak. Apa yang Sejatinya memiliki (Allah SWT) tidak marah,” tegasnya.

“Coba sih kalau penambang itu masih punya iman, apa nuraninya tidak tergugah melihat warga yang terkena dampak tambang teraniaya, apa jiwanya tak tergetar melihat alam jadi rusak?” tandasnya. (*/Ilung)

Golkat ied