Workshop Scrapping Besi Gunakan Bahu Jalan JLS Cilegon, Safety dan Perizinan Dipertanyakan?

Dprd ied

CILEGON – Aktifitas Workshop pemotongan skrap besi baja yang diketahui milik PT Mahes Jaya Steel (MJS) yang dikerjakan di bahu Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon, tepatnya di kawasan Link. Sondol, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Citangkil, dikeluhkan oleh pengendara yang kerap melintas di JLS.

Seperti diungkapkan oleh Kailani, warga Cilegon yang kerap melintasi jalan yang dibangun oleh Pemkot Cilegon tersebut, ia merasa kurang nyaman saat melintasi aktifitas industri berat itu.

“Rada ngeri kalau lewat pas lokasi pemotongan besi-besi besar itu, soalnya pagarnya cuma seng sama kontainer yang mepet banget sama jalan (JLS),” keluhnya kepada faktabanten.co.id, Kamis (26/4/2018)

Kailani juga mengkhawatirkan kalau ada kendaraan yang tergelincir menabraknya bisa membahayakan pengendara dan pekerja di workshop itu.

“Kalau ada mobil nabrak apa gak bahaya? Itukan bukan cuma besi-besi besar, bagaimana kalau sampai tabung-tabung gas untuk ngelas itu meledak?” jelasnya.

Ia berharap kepada pihak pemilik Workshop untuk lebih mengedepankan safety daripada keuntungan semata. Selain itu ia juga mempertanyakan perizinan lingkungan.

dprd tangsel

“Harusnya kan keamanan dan keselamatan lebih diutamakan dari keuntungan. Entah bagaimana judulnya kok bisa beroperasi, izin gimana itu?”.

Dari pantauan langsung faktabanten.co.id di lokasi, memang pagar penutup aktivitas berat pemotongan besi-besi baja besar itu jaraknya dari badan JLS tidak ada sampai satu meter. Selain kontainer, bahkan diantaranya pagar penutup workshop hanya dari bahan seng saja.

Saat dikonfirmasi ke kantor PT Mahes Jaya Steel yang berada di lokasi, Admin Proyek, Asep mengatakan, aktivitas yang dilakukan perusahaannya baru berjalan beberapa minggu saja.

“Aktivitas kita disini pemotongan baja saja. Barang-barang disini kebanyakan dari PT Krakatau Steel, ini baru mulai bulan April ini,” jelasnya.

Saat disinggung soal Safety K3 dan perizinan, pihaknya merasa keberatan menunjukannya kepada wartawan dengan alasan dokumennya ada di bosnya.

“Tadinya sih pagarnya kontainer semua gak ada seng, kalau safety sebenarnya harus ditanyakan sama pemborongnya. Sebab pekerjaan ini di Sub Kon kan, cuma Pak Ikbal lagi nggak ada. Masalah perizinan coba saja tanya sama bos saya. Pak Wara pemiliknya,” tandasnya. (*/Ilung)

Golkat ied