Refleksi Hari Pahlawan Nasional, HMI Komisariat STIT Al-Khairiyah Gelar Diskusi Publik

CILEGON – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STIT Al-khairiyah memperingati momen Hari Pahlawan Nasional dengan menggelar Dialog Publik di Pendopo STIT Al-Khairiyah. Selasa (12/11/2019) sore.

Dalam dialog publik tersebut, turut hadir dua Anggota DPRD Kota Cilegon dari Komisi 2 M. Ibrahim Iswandi dan Sanudin, Pengurus KAHMI Kota Cilegon Muhlis, Alumni HMI sekaligus Ketua Umum HMI Cabang Cilegon Periode 2011-2013 Ficky Irfandi beserta para tamu undangan dan seluruh Pengurus HMI Komisariat STIT Al-Khairiyah.

Ketua Panitia Dialog Publik, Ikhsan Nurdiansyah , dalam sambutannya mengatakan, diskusi ini merupakan suatu perwujudan agar para mahasiswa tidak melupakan sejarah.

“Kita sebagai generasi muda tidak boleh melupakan sejarah para pahlawan, baik dari segi pengabdian, perjuangan maupun pengorbanan pahlawan untuk negara. Tokoh yang diangkat dalam kegiatan ini ialah Prof. Dr. Lafran Pane sebagai pemrakarsa Himpunan Mahasiswa Islam dan KH. Wasyid sebagai Tokoh Geger Cilegon yang sampai sekarang masih belum dinobatkan sebagai pahlawan nasional,” ungkapnya.

Ikhsan juga mengutip salah satu pepatah dari Ir. Soekarno soal Jas Merah, sebagai modal dasar para generasi muda untuk terus berjuang melanjutkan perjuangan.

“Jangan lupakan sejarah, dari kutipan itu sudah jelas bahwasanya kita sebagai anak bangsa yang berperan sebagai agent of change harus mampu membangunkan ghiroh semangat para pahlawan terdahulu yang telah berjuang untuk bangsa dan negara,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum HMI komisariat STIT Al-Khairiyah Cabang Cilegon, Chairudin mengatakan kegiatan ini merupakan suatu implementasi meraih makna dari hari pahlawan nasional. Ia juga berharap, mahasiswa selaku kaum intelektual bisa lebih belajar dari masalalu.

“Jadikan sejarah sebagai batu loncatan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, sebagai mana dalam HMI, komisariat kawah candradimuka dan ujung tombak perkaderan. Maka dari itu kita harus menjaga sepenuhnya kemerdekaan setiap individu untuk bebas mengembangkan pengetahuan yang kompetitif dan memiliki daya saing seusai dengan perkembangan zaman,” bebernya.

Sebagai narasumber, M. Ibrohim Aswandi dalam acara ini menyampaikan paparan dukungan dan beberapa poin penting untuk peningkatan segi pengetahuan maupun gerakan mahasiswa.

“Kalian sebagai mahasiswa yang berperan menjadi agent of change dan agent social of control harus berani mengahadapi segala tantangan zaman, karena bapak pendiri bangsa ini hanya mengantarkan kita sampai kepada pintu gerbang kemerdekaan, selebihnya kita sendiri yang mengisi suatu kemerdekaan tersebut dengan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa,” papar Ibrohim.

Anggota dewan dan juga aktivis ini juga mengimbau kepada para mahasiswa untuk memiliki jiwa patriotisme dan mengajarkan untuk berjuang dari hal yang kecil.

“Walau sebutir debu, artinya sekecil apapun perjuangan kita akan memberikan dampak yang luar biasa bila diakukan secara terus menerus,” himbaunya, menyemangati mahasiswa.

Anggota dewan lainnya, Sanudin menambahkan paparannya dengan satu pepatah klasik, “gajah mati yang meninggalkan gading, dan harimau mati meninggalkan belang”.

“Artinya ada nama yang termaktub dalam generasi selanjutnya dibuat oleh generasi selanjutnya dan untuk kehidupan berikutnya. Perjuangan pahlawan memotivasi kita untuk lebih kritis dalam berfikir, untuk mengisi kemerdekaan melalui pendidikan, mahasiswa berperan aktif dalam ranah meningkatkan kualitas akademisi, selanjutnya keintelektualan dalam berbagai bidang harus lebih ditingkatkan,” tuturnya.

Sementara itu, perwakilan Pengurus KAHMI Clegon Muhlis, dalam simpulannya menyampaikan bahwa pentingnya melihat sosok para pahlawan yang terdahulu guna meningkatkan kualitas keintelektualan mahasiswa sebagai generasi selanjutnya untuk memperjuangkan bangsa dan negara.

“Lafran pane sebagai pelopor HMI, HMI merupakan suatu wadah yang menampung para cendekiawan untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap kemajuan bangsa. Kepada mahasiswa khususnya kader HMI terus belajar dan berjuang dalam dinamisasi sosial yang ada. Sehingga mahasiswa terlebih HMI tidak tergerus oleh jaman,” tandasnya. (*/Red)

Honda