CILEGON – Dakwah yang umumnya dilakukan oleh Ulama saat ini mungkin bisa dikatakan tidaklah sulit, jika hanya menyeru kepada orang yang sudah mau Sholat, rajin baca Qur’an dan sudah baik prilakunya.
Namun jika membayangkan dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dulu, ketika awal menerima wahyu melakukannya sendirian. Beliau menyeru orang-orang kafir untuk memeluk Islam, mengajarkan kebaikan kepada orang-orang Jahiliyah.
Tentu hal itu sangatlah sulit dilakukan Ulama-ulama masa kini karena bukan Nabi. Tapi karena Ulama adalah pewaris Nabi, setidaknya Ulama berdakwah meniru sebagaimana para Ulama terdahulu atau bahkan para Wali yang juga berdakwah kepada orang-orang di tanah air Nusantara yang dulu belum Islam atau masih menganut Animisme, Hindu – Budha.
Untuk lebih gampang mengingatnya, kita meringkas sejarah pada masa dakwah Ulama di era Geger Cilegon 1888. Meskipun pada saat itu sudah banyak orang yang memeluk Agama Islam karena sudah diseru oleh para Wali, namun pada saat itu mungkin masih banyak orang pribumi yang animisme, keyakinan menyembah pohon, batu dan sebagainya.
Serta jawaraisme, prilaku yang identik dengan raja tega, sadisme atau istilah sekarang disebut kekerasan.
Dari sini, kita bisa belajar dakwah dari Ulama yang menjadi Panglima Perang Geger Cilegon saat itu, yakni Ki Waysid.
Dalam beberapa versi catatan sejarah, beliau berdakwah memberantas praktik animisme, beliau juga berdakwah terhadap golongan jawaraisme sehingga menjadi patuh dan turut berjihad dalam peristiwa berdarah Geger Cilegon.
Dan bagai titisan yang kompatible untuk direlevansikan oleh logika. Kini metode dakwah itu sepertinya menurun kepada Ustadz Alwiyan Qosyid Syam’un, cicit dari Ki Wasyid.
Selain rajin berdakwah terhadap internal ummat Islam di Yayasan Al-Khairiyah Citangkil. Ternyata dakwah yang dilakukannya juga merambah ke eksternal Islam. Terbukti dari dakwah yang dilakukannya, bisa diterima dan memantapkan seorang David Kriswanto untuk yakin bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.
David, seorang penganut Kristen sebelumnya kini meyakini kebesaran Islam.
Hal ini diketahui sebagaimana yang dikabarkan oleh Ketua Umum Yayasan Al-Khairiyah, Haji Ali Mujahidin, di grup WA Garda Al-Khairiyah berikut ini;
“Alhamdulillah baru saja berikrar Bersyahadat di Masjid Annajah Al Khairiyah Citangkil disaksikan para (SATRIA) Santri Taruna Islam Al Khairiyah dan jamaah shalat ashar,” tulis Ali Mujahidin dalam pesan siaran, Sabtu (17/2/2018).
Setelah memeluk Islam, David kini berganti nama menjadi Muhammad Al Khair. Dan sebagai mualaf, ia masih dibimbing oleh Ustadz Alwiyan untuk memperdalam ilmu Agama Islam.
“Di Bimbing Ust Alwiyan Q. Syam’un untuk bersyahadat Semula DAVID KRISWANTO beragama Kristen Katolik ( Nasrani) langsung diganti nama MUHAMMAD AL KHAIR… (Islam) Semoga terus bertambah dan terus bertambah dalam kebaikan Kang Ustadz Alwiyan….Barakallah…”. (*/Ilung)