PANDEGLANG – “Berbuat baik dengan alam, maka alam akan memberikan manfaatnya,” sebait kata yang masih jelas dan terngiang saat Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK), U Mamat Rahmat memberikan pidatonya di depan 30 calon Kader Konservasi Tingkat Pemula Taman Nasional Ujung Kulon di Labuan, Selasa (24/6/2018).
Semangat melestarikan alam memang tak menunggu momen bagi anak-anak muda yang tinggal di sekitar kawasan TNUK ini.
Menanam menjadi satu kata yang ingin segera di realisasikan para kader konservasi yang baru saja mendapatkan pembekalan dari BTNUK sehari sebelumnya.
Bertarung dengan ombak, bibit yang ditata rapi diatas sampan kecil dibawa penuh resiko oleh para pemuda ini mengarungi laut Ujung Kulon menuju daerah bernama Laban.
“Hari ini kami bawa 3000 bibit untuk ditanam, Sabti, Minggu besok. Ini bibit pertama yang akan ditanam di Pantai Laban sekitar Pulau Handeuleum,” ujar Hendri Triyana, Kamis (26/7/2018).
Penanaman bibit mangrove ini adalah bagian dari kepedulian masyarakat untuk menjaga eksistensi kelestarian alam di Taman Nasional Ujung Kulon.
Bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon, WWF dan lembaga kemasyarakatan serta kelompok masyarakat Kompilasi, Hendri dan teman-temannya serta masyarakat yang tinggal di buffer zone TNUK menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian wilayah tersebut.
“Tujuannya untuk mengurangi dan melakukan pencegahan abrasi untuk pelestarian ragam hayati mahluk hidup di wilayah ini,”tuturnya.
Senada dengan Hendri, Anggun yang juga salah satu Kader Konservasi TNUK juga mengaku sangat apresiasi dengan kegiatan tersebut.
Menurutnya, kelestarian alam bukan saja tanggung jawab pemerintah, namun juga semua orang memiliki kewajiban untuk menjaga ruang hidupnya tersebut.
“TNUK adalah bagian dari kita, kami banyak menggantungkan hidup dari sini, manfaat ekonomi juga hidrologi akan terus kami dapatkan jika alam TNUK tetap lestari,”jelas Anggun.
Sementara itu, Kepada Balai TNUK U Mamat Rahmat sangat mengapresiasi inisiatif dan kegiatan yang dilakukan para pemuda ini dalam menjaga kelestarian lingkungan Taman Nasional Ujung Kulon.
Menurutnya kegiatan positif seperti ini harus terus didukung, karena menurutnya alam adalah titipan yang harus dijaga.
“Alam ini kan amanah bukan warisan, karena kalau ini adalah warisan pasti sudah kita jual, TNUK adalah titipan dan amanah yang harus kita jaga dan sampaikan secara utuh kepada anak cucu kita,” terang Mamat. (*/Yosep)