BANDUNG – Saham emiten PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank Bjb) mengalami kenaikan hampir 5%, tepatnya 4,58% di posisi Rp 1.600/saham.
Berdasarkan RTI saham bank bjb diperdagangkan di level Rp 1.505-1.610/saham. Sebanyak 27,24 juta saham diperdagangkan dengan total nilai Rp.43,06 miliar.
Perdagangan saham didominasi investor domestik yang melakukan aksi jual beli dari saham emiten bank bjb ini. Aksi jual investor domestik ini tercatat 45,89% dengan 25,5 juta saham senilai Rp 39,5 miliar. Sedangkan aksi beli investor domestik mencapai angka 32,14% dengan 17,5 juta saham senilai Rp.27,7 miliar.
Sementara investor asing terlihat lebih banyak aksi beli dibandingkan aksi jual. Aksi beli investor asing tercatat 17,86% untuk 9,7 juta saham senilai Rp.15,4 miliar. Sedangkan aksi jual menyentuh angka 4,11%, sebanyak 2,3 juta saham senilai Rp.3,5 miliar.
Penguatan saham emiten tersebut, terjadi menjelang RUPST Tahun Buku 2020. Dengan hal itu Perseroan akan memutuskan pembagian dividen untuk laba 2020.
Diketahui secara historis, Bank Bjb merupakan salah satu bank yang membagikan dividen besar dalam beberapa tahun terakhir dengan kisaran 55-60% dari laba.
Seperti tahun lalu, Bank bjb membagikan dividen senilai Rp 925,04 miliar atau 60% dari laba bersih 2019 senilai Rp 1,56 triliun. Sementara Tahun Buku 2020, penetapan penggunaan sebagian laba bersih Perseroan untuk pembayaran dividen, yakni sebesar Rp 941,97 miliar atau sebesar Rp 95,74 per lembar saham.
Angka tersebut setara dengan 56% dari laba bersih yang berhasil dibukukan oleh bank bjb di Tahun Buku 2020, yaitu sebesar Rp 1,7 triliun.
Pencapaian laba bank bjb ini melampaui industri perbankan yang mencatatkan laba terkontraksi 33% selama periode 2020 lalu. Total nilai aset bank bjb pun tumbuh sebesar 14,08% year on year (y-o-y) menjadi Rp 140,93 triliun, dibandingkan aset pada 2019 senilai Rp 1,23 triliun.
Direktur Utama Bank Bjb, Yuddy Renaldi mengatakan, pencapaian positif tersebut diraih berkat bisnis model bank yang resilient dan kemampuan adaptasi perusahaan yang agile, sehingga kinerja perseroan senantiasa berada didalam jalur yang sesuai harapan.
“Tahun 2020 adalah momen yang penuh dengan tantangan di seluruh lini kehidupan. Krisis kesehatan dan ekonomi memberikan tekanan yang sangat besar kepada industri perbankan nasional. Didorong oleh kekompakan dan kesungguhan kinerja seluruh insan perusahaan, bank bjb berhasil melewati ‘tes tahan uji’ ini dengan hasil yang menggembirakan,” ujar Yuddy dalam keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).
Menurutnya, meski di tengah gejolak pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi global, Bank Bjb tetap mampu bertumbuh dengan sangat baik dimana industri perbankan nasional mengalami penurunan sebesar -33,08%.
Sepanjang 2020, Bank Bjb berhasil mencatatkan perolehan laba dan kinerja yang positif, ditunjukan lewat perolehan laba bersih yang naik sebesar Rp 126 miliar atau tumbuh sebesar 8,0% year on year (y-o-y).
“Atas pencapaian ini pertumbuhan Bank Bjb mampu tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional maupun pertumbuhan di kelompok Bank Pembangunan Daerah yang pertumbuhannya sebesar 5,64%,” katanya. (*/Faqih)