Penghasilan Orang Tuanya Hilang Akibat Covid-19, Gadis Lumpuh Layu di Cilegon Ini Butuh Bantuan

CILEGON – Anggelina Intan Mutiara Putri (17), putri dari ibu Niken Mahdalena (45) warga yang baru saja menetap di Link Kampung Baru Kubangwelut RT 04 RW 04, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil, kondisi fisiknya sangat memprihatinkan karena menderita lumpuh layu semenjak bayi dan butuh bantuan baik dari kalangan pemerintah maupun swasta dan para dermawan.

Dari pantauan tim Fakta Banten di lapangan, gadis Anggel yang tinggal di atas tanah pemerintah milik PT KAI bersama dengan ibu kandungnya dan ayah tirinya, selama ini mereka hidup dari belas kasihan para tetangganya.

Pasalnya semenjak pandemi covid-19 orang tuanya kehilangan penghasilan, ibunya yang mempunyai keahlian pijat urut refleksi pasiennya sepi dan tidak satupun yang datang untuk memakai jasanya, ditambah ayah tirinya saat ini sudah tidak bekerja lagi di proyek.

Ditemui, di lokasi rumahnya, ibunda dari Anggel, Niken, menceritakan keadaan ekonomi keluarganya yang morat – marit sehingga keluarganya kesulitan untuk membeli makanan berupa makanan cepat saji yakni bubur bayi dan pampers serta pembalut untuk Anggel.

Kondisi Anggel yang membutuhkan uluran tangan dari donatur /Dok

“Ya, beginilah nasib keluarga saya, kang,” ujar Niken dengan mata berkaca – kaca saat menyuapi Anggel di kasur lantai yang kondisinya sudah tidak layak, Jumat (7/8/2020).

Niken menjelaskan hidupnya semakin terpuruk semenjak Pandemi Covid-19 melanda, ia hanya mengaku pasrah dan bingung harus berbuat apa.

“Anggel itu putri kedua saya, awal Anggel seperti ini berawal ketika Anggel masih bayi terjatuh dari springbed. Karena kondisi ekonomi pada saat itu tidak berpihak, pengobatannya hanya diurut di dukun bayi. Namun lambat laun saya tidak memperihatikan ada benjolan di kepala lalu saya membawanya ke rumah sakit. Dan semenjak itu kondisi anak saya semakin memburuk tulangnya semakin mengecil, dan Anggel hanya bisa menangis jika merasakan sakit ditambah raungannya semakin besar ketika Anggel datang bulan (Haid),” ujar Niken dengan bercucuran air mata.

Niken melanjutkan, sebenarnya ada keinginan untuk menjual rumahnya dan pulang ke kampung halamannya di Lampung, namun niat itu diurungkan karena Nenek Anggel yang berada di Lampung juga sudah tua dan tidak mungkin bisa mengurus Anggel dengan kondisi sakit seperti ini.

“Niat untuk menjual rumah dan pindah ke Kampung halaman itu ada, namun saya berpikir lagi jika di bawa ke Lampung dalam keadaan pandemi covid-19 semuanya tidak ada penghasilan, akhirnya tidak jadi,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Samangraya Furqon, mengaku prihatin dengan kondisi dari keluarga ibu Niken.

Program pemerintah hingga saat ini tidak bisa membantu keluarga Ibu Niken, karena administrasi kependudukan keluarga Ibu Niken itu masih menggunakan Kartu Keluarga (KK) dan KTP beralamat Link Jombang Kali, Keluraham Jombang Wetan, Kecamatan Jombang.

“Dari obrolan saya dengan Ibu Niken diketahui kalau Ibu Niken ini masih berdomisili di Kecamatan Jombang. Karena ia masih beralamat Kecamatan Jombang, jadi saya akan mengurus kepindahan administrasi Kependudukanya ke Kecamatan Citangkil agar nantinya pelayanan kesehatan di Puskesmas Citangkil tidak di Kecamatan Jombang lagi. Lebih baik jika pelayanan kesehatannya dekat, setiap waktu petugas medis atau bidan desa bisa mengontrolnya setiap waktu untuk kesembuhan Anggel,” kata Furqon.

“Saya berharap ada pihak industri maupun swasta dan para donatur yang terketuk hatinya dan dapat membantu meringankan beban hidup keluarga Ibu Niken. Dengan membantu makanan, pampers dan bantuan lain demi keberlangsungan hidup Keluarga itu,” imbuhnya. (*/Red/Rizal)

Comments (0)
Add Comment