CILEGON – PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) pada tanggal 28 Februari 2018 genap berusia 22 tahun. PT KBS merupakan salah satu anak perusahaan Krakatau Steel yang terbilang berprestasi dan sangat dekat dengan masyarakat.
Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, keuntungan yang terus meningkat sejak 10 tahun terakhir menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Direktur Utama KBS Tono Sapoetro mengungkapkan, perseroan pada 2017 membukukan penjualan hampir Rp 1 Triliun, yaitu Rp919,15 miliar. Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit, laba bersih yang dikantongi pada tahun lalu senilai Rp191,06 miliar.
“Semenjak 10 tahun terakhir, pendapatan tidak pernah turun. Laba belum pernah turun juga, ada di angka Rp 192 Miliar. Memang laba sempat turun sedikit, dulu di 2013, tapi trennya kita naik terus,” kata Tono.
Hal tersebut didukung dengan banyaknya inovasi-inovasi pembenahan yang dilakukan oleh PT KBS mulai dari SDM hingga fasilitas serta pelayanan. Diketahui di tahun ini PT KBS akan membangun 1 dermaga lagi untuk dapat terus meningkatkan pendapatan.
Di sisi lain, sebagai perusahaan yang berada di wilayah Cilegon, PT KBS sendiri tengah fokus bagaimana membangun sumber daya masyarakat sekitar, khususnya di Kecamatan Ciwandan.
“Saya dengar Ciwandan ini salah satu yang kualitas pendidikannya rendah. Padahal secara logika, seharusnya dengan banyaknya industri kualitas pendidiknnya di atas yang lain. Nah, ini yang coba KBS munculkan. Kita tengah fokus mendorong pendidikan dengan banyak memberikan beasiswa juga bimbingan langsung kepada siswa di sekitar sini,” lanjut Tonno.
Diketahui, pada tahun ini ada 8 siswa berprestasi dari lulusan sekolah yang berbeda di Ciwandan, mendapatkan beasiswa kuliah di perguruan tinggi ternama Indonesia. Pemberian beasiswa kepada siswa Ciwandan yang berprestasi tersebut merupakan agenda tahunan PT KBS dalam mendorong kualitas pendidikan di Ciwandan.
Selain beasiswa, PT KBS juga aktif adalam memberikan bantuan kepada anak yatim, korban banjir, juga pelaku usaha di daerah Ciwandan. Hal ini kemudian dengan sendirinya membangun keakraban dan keharmonisan antara masyarakat dan industri.
Hal inilah yang mesti dapat terus dilestarikan, sebagai bentuk ekspresi gotong royong. Bahwa setiap pihak tetap berada dalam porsinya, namun dalam satu tujuan yang sama, yakni soal keberpihakan kepada masyarakat. (*/Adv)