CILEGON – Ribuan massa dari dua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yakni LSM Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) dan LSM Badan Monitoring Perindustrian dan Perdagangan (BMPP) hampir bentrok. Hal itu terjadi saat keduanya melakukan aksi demonstrasi ke PT Moly Cop yang berada di Kawasan Industri Cilegon, Senin (3/12/2018).
Diketahui, LSM Lapbas melakukan aksi unjuk rasa karena dikecewakan oleh pihak manajemen PT Moly Cop yang dianggap tidak kooperatif untuk diajak audiensi. Sementara di pihak lain, LSM BMPP melakukan aksi tandingan karena selama ini sudah mendapatkan kerjasama dengan perusahaan tersebut.
Kedua LSM ini memperebutkan jatah limbah besi atau Scrap dari pabrik tersebut.
“Kalau tadi kita terjadi bentrok, jelas Moly Cop mengadu domba dong,” kata Humas DPD Lapbas Kota Cilegon, Fery Jaya, kepada awak media.
Fery juga mempertanyakan pihak kepolisian yang membolehkan LSM BMPP melakukan aksi di tempat yang sama dan waktu yang bersamaan. Pihaknya berharap, tujuan dari aksinya tersebut bisa direalisasikan oleh pihak Moly Cop.
“Anehnya kenapa dua elemen masyarakat dibolehkan berada di satu tempat untuk menyatakan aspirasi yang bersebrangan, ini aneh. Kalau tadi terjadi bentrok, udah itu selesai. Harapan kami Moly Cop memenuhi tuntutan kami minta scrap. Setelah ini kita juga akan demo PT Chandra Asri,” ungkapnya.
Di pihak lain, Korlap Aksi dari LSM BMPP, Haji Marjuki mengatakan pihaknya melakukan aksi tandingan tersebut sebagai upaya mempertahankan kerjasama dengan Moly Cop berupa jatah limbah scrap.
“Sebenarnya BMPP itu hanya mengambil haknya yang sudah resmi, istilahnya izin-izin yang ada di Kota Cilegon dan perusahaan juga sudah bersinergi. Kenapa pihak Lapbas mau merebutnya, tentu kita tidak terima dengan melakukan aksi ini,” ujarnya.
Haji Marjuki juga menegaskan, pihaknya akan meladeni pihak Lapbas yang dianggap akan merebut jatah yang sudah berjalan. Ia berharap, pihak Lapbas bisa memahami dan mengalah dengan tidak mengambil jatah scrap yang sudah berjalan dengan LSM BMPP.
“Intinya BMPP gak akan mundur apabila dia beli saya layani. Sampai dimanapun tidak akan kita lepaskan. Kita yang sudah berjalan masa mau diacak-acak, mau direbut, diambil oleh orang lain, kita tidak akan terima. Intinya kita tidak akan memberikan makanan yang sudah di depan kita kepada mereka,” tegasnya.
Sementara itu, pihak manajemen PT Moly Cop enggan menanggapi wartawan yang hendak wawancara untuk menanyakan tudingan pihak perusahaan yang diduga mengadu domba dua elemen masyarakat.(*/Ilung)