CILEGON — Kepolisian Resor Cilegon masih terus melakukan penyelidikan intensif terkait kasus pembunuhan anak yang terjadi di Perumahan BBS III, Kota Cilegon.
Proses pengungkapan perkara tersebut saat ini masih berada pada tahap pengumpulan dan pendalaman alat bukti.
Kapolres Cilegon, Martua Raja Taripar Laut Silitonga, menjelaskan bahwa penyidik tengah mengolah berbagai temuan di lapangan untuk merangkai peristiwa pidana secara utuh. Penjelasan itu disampaikannya kepada awak media pada Jumat (19/12/2025).
“Sedang diolah. Sementara kan kita mengumpulkan beberapa alat bukti-alat bukti di lapangan yang memang itu harus kita kaitkan antara pola waktu, pola tempat, dan pola sasaran,” ujar Martua, Jumat (19/12/2025).
Ia menegaskan bahwa penyelidikan masih berjalan dan belum dapat disimpulkan secara terburu-buru. Meski demikian, kepolisian disebut telah mengantongi identitas yang mengarah pada pelaku.
“Masih dalam proses penyelidikan,” katanya singkat.
Menanggapi pertanyaan terkait kemungkinan keterlibatan orang terdekat korban, Martua menyatakan pihaknya masih melakukan pendalaman lebih lanjut dan meminta publik bersabar menunggu hasil kerja kepolisian.
“Masih dalam pendalaman, berikan waktu kepada kami, aparat kepolisian, melaksanakan tugas kami,” ucapnya.
Bukti dan petunjuk masih terus dikumpulkan pihak kepolisian, ia juga meminta agar masyarakat memberikan informasi yang relevan kepada pihak kepolisian.
“Kamipun butuh bantuan dukungan informasi dari teman-teman media, teman-teman masyarakat, jika ada informasi apapun sekecil apapun, disampaikan kepada Satuan Reserse Kriminal,” tegasnya.
Terkait informasi mengenai kamera pengawas atau CCTV di lokasi kejadian yang tidak berfungsi, Martua memastikan hal tersebut tidak menjadi hambatan berarti bagi penyidik.
“Enggak juga sih, enggak juga kesulitan. Meskipun CCTV itu mati di dalam rumah, tapi kami insyaallah bisa berupaya maksimal dalam mengungkap perkara ini,” katanya.
Ia menambahkan bahwa proses penyidikan akan terus dilakukan dengan pendekatan ilmiah dan berbasis bukti yang kuat, termasuk menunggu hasil otopsi korban.
“Penyidikannya berjalan dengan terus ya, kita mohon doanya lah. Biar cepat menemukan apa yang menjadi harapan dari seluruh masyarakat terhadap peristiwa ini,” ujarnya.
“Begini, kalau berkaitan dengan itu kita harus menyesuaikan dengan hasil otopsi. Jadi enggak bisa juga kita sembarangan karena ini kan crime scene investigation,” lanjut Martua.
Menurutnya, pemanfaatan basis elektronik dan pendekatan ilmiah menjadi kunci dalam memastikan akurasi penyidikan.
“Jadi bagaimana basis-basis elektronik, basis-basis ilmiah harus kita manfaatkan semaksimal mungkin,” katanya.
Martua menegaskan bahwa keterangan awal dari warga maupun pihak lain tetap harus diuji secara menyeluruh sebelum dijadikan dasar penetapan hukum.
“Kita tidak bisa hanya mengejar apa yang menjadi keterangan sesaat dari warga ataupun siapapun, tapi kita harus uji secara eksaknya untuk proses penyidikan ini dengan baik,” ujarnya.
Menjelaskan soal luka yang ditemukan pada korban, Kapolres menegaskan bahwa temuan tersebut bukan disebabkan oleh benda tumpul.
“Kalau luka tusuk itu bukan merupakan benda tumpul, tidak. Jadi kalau trauma benda tumpul itu bisa saja melalui tangan ya, ataupun anggota tubuh lainnya,” pungkasnya. (*/ARAS)