CILEGON – Sanggar kebudayaan Griye Seni Mameu Yai, berencana akan menggelar Milad atau Hari Ulang Tahun (HUT) yang Ke-8, yang jatuh pada momen bersejarah yakni Hari Pahlawan Nasional, 10 November mendatang di sanggar tersebut.
Hal ini diketahui saat Ketua Griye Seni Mameu Yai, Uyat, mengadakan rapat kecil bersama para anggota serta para pegiat kebudayaan di kota industri pada Selasa (30/10/2018) malam.
“Acaranya sederhana saja, ngeriung berdo’a, sarasehan obrolan budaya sambil ngopi bareng dan bacakan. Tanggal 10 November, sore. Yang kita undang tokoh-tokoh kebudayaan di Cilegon dan Banten,” ujarnya kepada faktabanten.co.id
Selain itu, Mameu Yai Uyat mengajak kepada semua elemen masyarakat di Cilegon untuk bisa menjaga paugeran adat istiadat asli Cilegon untuk tetap dilestarikan agar tidak hilang terkikis mainstream zaman modern yang didominasi culture dari luar daerah bahkan luar negeri.
“Wong Cilegon seora-orane kudu bise beubasan lah, sebeb bahasa iku budaya sing paling sering di enggo. Ape jadine lamun wong Cilegon wis ore demen ore bise bahasa tetinggal leluhure dewek. Aje ngomonge kaye wong meranakaen lah, kudu bise berdaulat budaya urip meu- (Orang Cilegon minimal harus bisa bahasa halus Cilegon. Sebab bahasa itu budaya yang paling intens digunakan. Apa jadinya kalau orang Cilegon sudah tidak suka dan tidak bisa bahasa peninggalan leluhurnya sendiri. Jangan bicara kaya orang yang jauh-jauh itu. Harus bisa berdaulat budaya hidup itu-Red),” ujarnya, dengan bahasa asli Cilegon.
Di momen HUT Ke-8 Sanggar yang didirikannya tersebut, Mameu Yai Uyat juga berharap, bisa terus eksis dalam menjaga kebudayaan asli Kota Cilegon. Seperti yang dilakukannya dengan mendorong Pemkot Cilegon menerapkan Perwal Beubasan pada setiap hati Kamis.
“Harapannya sih orang Cilegon asli peduli sama adatnya sendiri, Pemkot sedikit sudah mau respon dengan Perwal Beunasan itu. Bebarengan dijagalah jangan getap-an sama hal-hal baru dari luar, biar kita punya karakter ke-Cilegon-an gitu,” tandasnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2521136″]