CILEGON – Pasca mengadakan reses II Tahun 2023 di Daerah Pemilihan (Dapil) Ciwandan – Citangkil, Masduki Ketua Komisi I DPRD Cilegon akan menggelar santunan kepada yatim piatu dan lomba postingan foto atau video bertema momen Ramadhan bagi masyarakat.
“Beberapa hari yang lalu, kami mengadakan reses dengan konstituen, senang sekali bertemu dengan masyarakat pada kesempatan ini, yang kebetulan berada di bulan Suci Ramadhan. Namun, menariknya kesempatan ini selain masyarakat mengusulkan program pembangunan, masyarakat juga curhat tentang kondisi perekonomian yang semakin sulit. Saya menyadari betul, dampak dari pembangunan dan industrialisasi dengan investasi puluhan triliun rupiah ini hanya ekonomi makro, tak berdampak signifikan pada masyarakat kelas bawah,” ungkapnya, Rabu (12/4/2023).
Antusiasme masyarakat yang hadir dalam reses ini justru menjadi momentum kami untuk bertemu masyarakat, Masduki mengaku sangat berbahagia bertemu masyarakat.
“Karena harus diakui serapan pembangunan yang ada saat ini masih kurang dirasakan. Ada sejumlah keluhan juga seperti pembangunan sarana infrastruktur dan permasalahan pengangguran di wilayah ini,” terang politisi PAN tersebut.
Bagi Sekretaris PAN Kota Cilegon tersebut, peningkatan investasi yang diklaim Pemerintah Cilegon berasal dari Nilai investasi yang masuk Kota Cilegon pada tahun 2021 sebesar Rp 17,8 triliun dan tahun 2022 sebesar Rp 18,8 triliun, bukan hal yang luar biasa.
Baginya, yang harus diperhatikan adalah dampaknya ke indeks kesenjangan antara orang kaya dan miskin.
“Oleh sebab itu, pasca reses saya akan mengadakan santunan untuk yatim dan piatu, serta lomba konten di sosial media. Agar, bisa membantu perekonomian warga jelang lebaran tahun 2023 ini. Kami mendorong pembangunan balai latihan kerja (BLK) karena untuk membangun sumber daya manusia (SDM) untuk peningkatan kapasitas masyarakat,” jelasnya.
Lalu, kami juga melihat parameter indeks kemiskinan yang digunakan pemerintah tidak sesuai, karena garis kemiskinan hanya Rp 572.780. Bagi kami, untuk apa puluhan triliun, tapi masyarakatnya susah.
“Kami khawatir masyarakat nya ga kebeli beras dan lauk pauk untuk buka puasa atau sahur, yang kata Pemerintah berkurangnya jumlah penduduk miskin pada tahun 2022 kemarin menjadi 3,64 persen sebanyak 2.430 orang dibanding tahun 2021. Tapi parameternya kurang dari Rp 600.000, jauh dari UMR cuma 1/8-nya. Pantes banyak masyarakat yang ngeluh,” pungkasnya. (*/Rijal)