CILEGON – Meski sudah hampir satu tahun proyek Pembangunan Pasar Rakyat Kecamatan Cibeber selesai dikerjakan, namun hingga kini belum kunjung dioperasikan sebagai sarana jual beli masyarakat Cibeber. Sehingga keberadaannya dipertanyakan oleh warga setempat.
Proyek milik Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Cilegon yang menggunakan uang rakyat sebesar Rp. 1.434.300.000 itu, diketahui dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Ghailan Putra Abadi yang dimulai pada pertengahan tahun 2018 lalu.
“Proyek apa ini gak jelas, sudah jadi tapi belum juga dioperasikan sebagai pasar. Apa proyek ini bermasalah?” ungkap salah satu warga, Supriyadi, kepada faktabanten.co.id, Selasa (16/7/2019).
Dari pantauan langsung di lokasi, meski belum juga digunakan sebagai sarana jual beli, beberapa titik lantai pasar rakyat ini tampak sudah rusak, terlihat kotor, terkesan kumuh dan tak terawat. Miris memang.
Meski pasar ini belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Cibeber, menurut Supriyadi, anehnya pada tahun 2019 ini pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Cilegon masih tetap memaksakan pengadaan dan pelaksanaan beberapa paket proyek penunjang, yang kabarnya juga terdapat kejanggalan.
“Kenapa pasar yang terbengkalai begini masih dipaksakan ada proyek lagi, saya ngawal. Proyek TPT Pasar, TPS sampah belakang, dan Papan Nama Pasar. Tiga proyek itu yang masang papan informasi proyek cuma proyek TPT saja, yang dua kontraktornya saya tegur tapi sampai selesai gak juga dipasang. Belum lama ini selesainya,” ungkap Supri.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Cilegon, Tb Dikrie Maulawardhana, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp-nya, mengatakan Pasar Rakyat Kecamatan Cibeber merupakan bagian program mengembangkan ekonomi wilayah.
“Pasar Cikerai itu salah satu kegiatan dalam upaya pembangunan kewilayahan. Artinya penyebaran distribusi sarana perdagangan di 8 kecamatan se-Kota Cilegon. Pasar Cikerai Kecamatan Cibeber tersebut dialokasikan dari DAK yang berdasarkan Juknis hanya diperkenankan untuk sarana fisik bangunan induk,” tuturnya.
Terkait adanya 3 paket proyek tambahan, hal itu menurutnya karena harus menyesuaikan dengan kontur tanah yang ada di lapangan dan sarana tambahan untuk menunjang pasar tersebut.
“Terdapat pekerjaan tambahan yang harus dilakukan sebelum pasar tersebut dapat dioperasionalkan, meliputi TPT dan pematangan lahan jalan samping pasar, selain papan nama pasarnya,” jelasnya.
“Hal itu pun berdasarkan koordinasi dengan kecamatan dan kelurahan setempat terkait calon pedagang yang akan menempati pasar tersebut,” imbuhnya.
Terkait sudah adanya kerusakan fisik bangunan, pihaknya mengaku akan meminta kontraktor pelaksana untuk memperbaikinya sebagai tanggung jawab perawatan.
Selain itu, Dikrie juga menegaskan pihaknya akan mulai melaunching Pasar Rakyat tersebut pada bulan depan.
“Setelah pekerjaan tambahan selesai, pihak pelaksana proyek PT Ghalian Putra Abadi akan memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada bangunan sebagai bagian dari pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pelaksana. Insya Allah pasar tersebut akan mulai dibuka pada akhir Bulan Agustus,” tandanya. (*/Ilung)