CILEGON – Aktivitas tambang pasir yang berada di Kawasan JLS (Jalan Lingkar Selatan) Cilegon masih terus beroperasi dan berkembang dengan pola mencuci pasir dengan air yang berasal dari kali atau sungai kecil yang dipindahkan alirannya.
Tentu saja hal dikeluhkan oleh para petani yang berada di sekitar lokasi tambang, karena air kali untuk irigasi mengairi sawahnya jadi tercemar.
Seperti dialami para petani di Link Temiyang Rt 11/05 Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, Cilegon, yang mengeluhkan aktivitas tambang pasir yang diketahui pemiliknya bernama Tera.
“Hama sih gak seberapa pak, cuma air sawahnya butek (kotor) pak, soalnya air kali yang biasa buat ngaliri sawah saya, disana dipengkolin di tambang pasir itu buat nyuci pasir. Katanya sih yang punyanya Pak Tera”, ujar Sumi, saat ditemui Fakta Banten di pematang sawah, Senin (1/5/2017).
Suara serupa juga diungkapkan oleh petani yang enggan menyebut namanya ini. Air kali yang digunakan mencuci pasir menyebabkan sedimentasi lumpur di sawah menjadi tebal.
“Lumpur di sawah jadi banyak kang, soalnya airnya kotor bekas dipake nyuci pasir, ya terganggulah, pari jadi sue gedene (padi pertumbuhannya lambat),” tegasnya.
Saat coba konfirmasi ke lokasi tambang pasir yang dianggap menyebabkan terganggunya para petani di Temiyang ini, namun pemiliknya Tera, sedang tidak berada di lokasi.
Namun salah seorang pekerjanya yang bernama Saman, ketika ditanyakan air untuk mencuci pasir ini bersumber dari kali, Saman mengiyakan.
“Iya air dari kali kang”, jawabnya singkat, namun enggan menerangkan lebih jauh. (*)