CILEGON – Tim dosen dan mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) memanfaatkan limbah plastik dan slag baja menjadi material saluran air ramah lingkungan untuk mendukung infrastruktur dasar warga Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten.
Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada Minggu (23/11/2025) itu dipimpin Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UNTIRTA, Adhitya Trenggono, S.T., M.Sc, dosen Jurusan Teknik Metalurgi UNTIRTA, bersama anggota tim Woelandari Fathonah, S.T., M.T (Teknik Sipil) dan Dr. Adha Ilhami, S.T., M.T (Teknik Industri).
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UNTIRTA, Adhitya Trenggono, mengatakan pengelolaan sampah plastik masih menjadi persoalan krusial di kawasan perkotaan, termasuk Cilegon, yang juga merupakan daerah industri baja dengan timbulan limbah slag cukup besar.
“Selama ini plastik jenis PET, LDPE, HDPE, dan PP banyak dibuang terbuka atau dibakar, sementara slag baja belum dimanfaatkan optimal. Padahal, keduanya bisa diolah menjadi material konstruksi yang bermanfaat dan ramah lingkungan,” kata Adhitya.
Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Link Kubang Lesung Gegunung, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Citangkil, wilayah yang masih memiliki keterbatasan infrastruktur lingkungan seperti drainase dan jalan setapak.
Program ini melibatkan dosen lintas disiplin, yakni Woelandari Fathonah dari Jurusan Teknik Sipil dan Dr. Adha Ilhami dari Jurusan Teknik Industri UNTIRTA.
Melalui teknologi tepat guna, limbah plastik dan slag baja diolah menjadi komposit busa poliuretan yang diaplikasikan sebagai dinding saluran air. Selain mengurangi timbulan limbah, material ini dinilai lebih terjangkau dan sesuai untuk kebutuhan infrastruktur skala permukiman.
Menurut Adhitya, program tersebut tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan produksi, pendampingan, hingga penguatan manajemen usaha.
“Kami ingin masyarakat terlibat langsung, mulai dari pemilahan sampah, proses produksi, hingga pemasaran. Ini bagian dari penerapan ekonomi sirkular dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Pelaksanaan program dilakukan secara bertahap melalui sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta perencanaan keberlanjutan.
Produk hasil pelatihan diuji secara terbatas dan diaplikasikan langsung di lingkungan warga.
Adhitya menambahkan, ke depan pihaknya mendorong kerja sama dengan pemerintah daerah dan industri agar inovasi material ramah lingkungan tersebut dapat dikembangkan lebih luas.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi Tahun 2025, berdasarkan Nomor Kontrak Induk 107/C3/DT.05.00/PM/2025. (*/Nandi)